Tinjau KTS di Madiun dan Trenggalek, Khofifah: Bisa Jadi Prototipe PPKM Mikro di Jatim

Tinjau KTS di Madiun dan Trenggalek, Khofifah: Bisa Jadi Prototipe PPKM Mikro di Jatim Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Kapolda Jatim Irjen Pol. Nico Afinta dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto melakukan peninjauan Kampung Tangguh Semeru (KTS) di Kabupaten Madiun dan Kabupaten Trenggalek, Minggu (7/2/2021).

Setibanya di Kantor Desa Karanganom Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, Gubernur Khofifah dan Forkopimda Jatim langsung disambut Bupati Trenggalek bersama jajaran Forpimda Kabupaten Trenggalek.

Setelah itu, Gubernur Khofifah dan Forkopimda Jatim langsung menjalani pemeriksaan suhu tubuh dan cuci tangan. Kemudian dilanjutkan dengan peninjauan ruang observasi, lumbung pangan, dan dapur umum.

Di Desa Karanganom ini setelah berdirinya , sejak pertama kali kasus Covid-19 ditemukan di daerah ini hingga saat ini belum pernah ditemukan kasus baru.

Gubernur Khofifah mengatakan bahwa upaya mereplikasi kampung tangguh serta memberikan penguatan dari yang sudah ada menjadi penting. Gubernur Khofifah juga mengajak masyarakat berpartisipasi aktif menjaga kampung tangguh.

Menurutnya, keberadaan kampung tangguh bisa memberikan penguatan terutama dalam pelaksanaan PPKM Mikro mulai 9 Februari 2021 mendatang. Apalagi, di Kabupaten Trenggalek ini rencananya akan diresmikan kampung tangguh baru di 20 desa.

Oleh karena itu, kehadiran Forkopimda Provinsi Jatim di Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Madiun menjadi bentuk sinergi dan kolaborasi vertikal yang terbangun sampai ke lini paling bawah seperti babinsa, bhabinkamtibmas, sampai dengan kepala desa.

"Kami hadir lengkap di sini, semoga sinergi dan kolaborasi yang terbangun bisa makin solid dan kuat," kata Gubernur Khofifah.

Lebih lanjut, menurutnya, seperti yang disampaikan WHO bahwa kesuksesan menekan laju penyebaran Covid-19 sebagian besar tergantung pada tingginya partisipasi masyarakat.

"Vaksin, kemudian 3M dan 3T itu juga penting, namun partisipasi masyarakat menurut WHO itu menjadi kunci penentu. Kalau masyarakat berpartisipasi, saling mengingatkan pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, maka ini bisa menjadi penguatan yang lebih riil," jelas Gubernur Khofifah.

Ditambahkannya, saat ini peran informal leader dan religious leader di lini paling bawah menjadi penting. Bahwa spanduk-spanduk menjaga protokol kesehatan dari para tokoh tersebut sangat berpengaruh terutama bagi masyarakat sampai lini paling bawah.

Tidak hanya itu, tingginya kasus di wilayah Mataraman akhir-akhir ini menjadi gambaran bahwa ada mobilitas atau pergerakan yang tinggi di tengah-tengah masyarakat.

"Inilah yang harus direm mobilitas masyarakat dengan cara kearifan lokal seperti menggunakan informal leader dan religious leader. Bahwa hari ini mengurangi mobilitas itu juga menjadi kunci," pungkasnya.

Sementara itu, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto mengajak seluruh masyarakat terutama Kabupaten Trenggalek untuk terus waspada akan penularan Covid-19 yang sampai saat ini masih terjadi, apalagi Kabupaten Trenggalek saat ini masih zona merah.

"Mari masyarakat terus memelihara dan meningkatkan kesadaran akan protokol kesehatan. Saya dukung dan terus mengimbau bila PPKM Mikro sampai dengan RT RW dilakukan di Trenggalek, semua harus bersatu padu karena ancaman Covid-19 di depan kita," terangnya.

Sebelumnya, Kapolda Jatim Irjen Pol. Nico Afinta mengatakan bahwa akan mendukung sepenuhnya apa yang sudah dilakukan Bupati Trenggalek dan jajaran Forkopimda Trenggalek.

"Komunikasi Pak Bupati dengan Dandim dan Kapolres luar biasa. Kami jajaran Polda akan memberi dukungan baik melalui Biddokes atau Samapta, agar PPKM Mikro yang mulai 9 Februari mendatang bisa berjalan maksimal dan membawa hasil yang baik," ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO