Bancakan Bubur Merah, ​Warga Plumpang Tuban Gelar Ritual Tolak Bala Corona

Bancakan Bubur Merah, ​Warga Plumpang Tuban Gelar Ritual Tolak Bala Corona Ratusan warga Dusun Plumpang, Desa Plumpang, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban menggelar ritual bancakan bubur merah guna tolak bala Covid-19. (foto: ist)

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Ratusan warga Dusun Plumpang, Desa Plumpang, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban menggelar ritual bancakan bubur merah guna tolak bala Covid-19. Acara tersebut digelar di jalan poros desa.

Ketua RW 8 Desa Plumpang Munawar menyatakan, sebelum ritual dimulai, sejak pagi para ibu-ibu warga setempat mulai memasak makanan dan jajanan khas. Ada nasi kuning yang dimasak bucu atau tumpeng lengkap berbagai bumbu dan ikan. Ada juga bubur merah putih sebagai sajian utama tolak bala.

"Bubur merah putih dipercaya warga mampu mengusir dan menjauhkan mara bahaya," ungkapnya.

Selain tumpeng, lanjutnya, ritual juga menyajikan jajanan khas, seperti pleret dan jajan pasar. Camilan tersebut juga memiliki arti tersendiri. Pleret mengartikan bahwa doa yang dipanjatkan bisa lancar tanpa halangan. Jajanan yang terbuat dari tepung dicampur perasa dan pewarna makanan itu dicetak dengan ibu jari ditekankan pada tatakan kayu sambil diurut.

"Filosofi jajanan lain, seperti ketupat dan lepet juga disajikan dalam bancakan tolak bala. Mengartikan bahwa saling memaafkan dan merukunkan antarwarga menjadi awal pengampunan dosa antarsesama," timpalnya.

Selain itu, terdapat juga buah yang ditali menjadi satu. Berarti mengartikan bahwa kekompakan antarwarga bisa menjauhkan dari mara bahaya.

Selanjutnya, seluruh suguhan yang sudah siap lalu diarak di jalan poros desa oleh warga. Hal ini dilakukan sebagai bentuk syukur. Hidangan ini, bagian dari doa yang digambarkan. Selain hidangan, juga ada doa yang dipanjatkan, yakni mulai bacaan Ayat Kursi sebanyak 3 kali, bacaan istigfar sebanyak 10 kali, dan Alfatihah serta surat pendek lainnya.

"Pastinya ini bertujuan menghilangkan sengkolo atau tolak bala ini. Dan wujud prihatin warga akan masa pandemi corona yang sudah setahun berjalan masih menghantui," paparnya.

Sementara itu, Ustad Hanafi menyampaikan, menyebarnya virus ini banyak mengakibatkan kerugian, baik materiel maupun lainnya. Hubungannya sesajian dan ritual agar panjatan doa secara lisan dan filosofi makanan bisa menghantarkan khusyuknya doa agar terkabul, sehingga pandemi yang selama ini dianggap momok bisa segera hilang dan musnah.

"Alhamdulillah, warga semangat untuk memanjatkan doa tolak bala. Agar pandemi ini bisa segera berakhir," ujarnya.

Selain melakukan ritual, lanjutnya, warga juga menunaikan santunan 50 anak yatim. Keberkahan doa anak yatim, diharapkan bisa membantu terkabulnya harapan warga. "Sengaja bancakan dilakukan di bulan Maret, atau dalam tanggalan Islam bulan Rajab. Di bulan Rajab ini, dipercaya warga banyak keberkahan dan kebaikan," tuturnya.

"Bertepatan dengan bulan Rajab, kita laksanakan bancakan ini. Semuanya adalah bantuan dan keikhlasan warga sehingga semua terlaksana dengan baik," pungkasnya. (wan/zar)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO