Sidak, Dinkes Bojonegoro Sita Puluhan Jenis Jajanan Sekolah Berbahaya

Sidak, Dinkes Bojonegoro Sita Puluhan Jenis Jajanan Sekolah Berbahaya SIDAK: Tiga petugas dari Dinkes Bojonegoro melakukan sidak makanan di beberapa sekolahan di Kecamatan Baureno. Diduga, beberapa jajanan yang dijual itu mengandung zat ber bahaya. Foto: Eky Nurhadi/BangsaOnline.com

Makanan yang diduga mengandung bahan berbahaya ini, kata dia, jika dikonsumsi oleh anak-anak sekolah dapat menurunkan daya ingat. Selain itu dalam jangka panjang juga dapat menimbulkan penyakit kanker, lumpuh, struk dan sebagainya.

"Kenyataannya sudah banyak sekali yang terdampak dari makanan berbahaya ini, setiap hari di Rumah Sakit Surabaya selalu ada orang yang melakukan cuci darah karena terdampak jajanan bahaya. Di Bojonegoro juga ada banyak," tandasnya.

Ditambahkan, usai dilakukan uji laboratorium selama tujuh hari di kantor Dinkes Bojonegoro, puluhan sample makanan yang dibawa tersebut akan dikembalikan lagi ke kantin sekolahan masing-masing untuk dipaparkan kepada penjual maupun kepada siswa-siswi. Tujuannya, agar para penjual maupun siswa mengetahui mana jajanan yang layak dikonsumsi atau tidak.

"Seperti yang kita lakukan di salah satu sekolahan di Kota Bojonegoro beberapa waktu lalu, dari 19 jenis makanan yang kita uji terdapat 15 jenis makanan yang tidak layak dikonsumsi, karena mengandung zat berbahaya dan lain sebagainya. Disini (SMA 1,red) juga akan kita lakukan uji lab, berapa yang positif mengandung zat berbaya akan kita sosialisasikan lagi," paparnya.

Kegiatan sidak jajanan di sekolahan ini kedepan akan terus berlanjut. Hal itu menyusul adanya program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yang mana pada pilar ketiga terdapat uraian tentang kesehatan dan kebersihan makanan. Selain menyasar ke sekolahan, Dinkes juga melakukan pemeriksaan makanan yang dijual di beberapa kios, warung dan pertokoan di Bojonegoro.

"Sebenarnya, tanggung jawab ini bukan hanya pada kami (Dinkes,red) saja. Melainkan juga seluruh pihak, baik guru di sekolahan, orang tua, penjual makanan, pembuat makanan, dan pemerintah," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO