BI Kediri Gelar Edukasi Cinta Bangga Paham Rupiah di Ponpes Lirboyo

BI Kediri Gelar Edukasi Cinta Bangga Paham Rupiah di Ponpes Lirboyo Dari kiri: KH Kafabihi Mahrus, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Budi Hanoto dan KH Anwar Mansyur. foto: ist.

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kantor Perwakilan (KPwBI) Provinsi Jawa Timur bersama KPw menyelenggarakan “Edukasi Cinta Bangga dan Paham Rupiah” kepada ratusan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo di Aula Muktamar Ponpes Lirboyo, , Selasa (9/11).

Kegiatan Edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah itu dihadiri langsung oleh Kepala Perwakilan Jawa Timur, Budi Hanoto dan segenap Pengasuh Ponpes Lirboyo, di antaranya KH. Anwar Mansyur, KH. Kafabihi Mahrus, dan KH. An’im Falahuddin Mahrus.

Baca Juga: Warga Binaan Lapas IIA Terima Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih oleh KPU Kota Kediri

Budi Hanoto pada sambutannya menyampaikan bahwa salah satu tugas adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran tunai dan nontunai.

Menurutnya, memiliki tiga strategi utama dalam rangka menjamin ketersediaan uang rupiah yang berkualitas dan tepercaya, yaitu menjaga kecukupan uang dan memperluas pengedaran uang rupiah, meningkatkan kualitas uang yang beredar di masyarakat (clean money policy), serta mencegah dan menanggulangi peredaran uang rupiah palsu termasuk melalui kegiatan komunikasi publik dan sosialisasi kepada masyarakat.

"Penyediaan uang rupiah yang berkualitas sangat penting dalam menjaga integritas rupiah sebagai salah satu simbol kedaulatan negara," kata Budi Hanoto.

Baca Juga: Gelar Acara Jalan Bareng Sindi, Pemkot Kediri Kenalkan Transportasi Umum pada Anak Disabilitas

Selain itu, uang layak edar juga memberikan kenyamanan bertransaksi bagi masyarakat. berupaya memadukan layanan pembayaran tunai dan nontunai dalam rangka mewujudkan less-cash society yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dan pengusaha ritel agar semakin sering menggunakan instrumen pembayaran non tunai sebagai alternatif uang tunai, terutama pada era pandemi saat ini.

Sejak mengampanyekan penggunaan transaksi nontunai melalui “Gerakan Nasional Non Tunai” di tahun 2014, inovasi terus dilakukan untuk menciptakan transaksi nontunai yang memberikan keamanan, kemudahan, dan kenyamanan. Salah satunya melalui kanal Quick Response Code Indonesian Standard atau yang lebih dikenal sebagai QRIS.

Pandemi Covid-19 mengakselerasi terciptanya kebiasaan-kebiasaan baru di masyarakat, termasuk dalam melakukan transaksi. Masyarakat diharapkan bertransaksi secara nontunai sebagai salah satu upaya dalam meminimalisir penyebaran Covid-19 dan membantu agar perekonomian terus berjalan di tengah berbagai pembatasan yang diberlakukan.

Baca Juga: Jaga Akurasi Data Segmen PBPU, Pemkot Kediri dan BPJS Kesehatan Lakukan Evaluasi Data Peserta

Budi mengajak pengasuh Ponpes Lirboyo dan santriwan untuk menanamkan rasa Cinta Bangga Paham Rupiah dari dalam diri sendiri, membantu untuk bersama-sama menjalankan tongkat estafet dalam mengedukasi keluarga dan masyarakat tentang Cinta, Bangga, Paham Rupiah.

juga mengharapkan terjalinnya kerja sama kelembagaan kampanye Cinta, Bangga, Paham Rupiah meliputi Modul Dakwah CBP dan sebagainya.

"Sinergi dengan tokoh-tokoh agama melalui edukasi sebagai syariatnya, diiringi doa kiai dan para santri, diharapkan rasa Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah segera tertanam di dalam sanubari seluruh komponen bangsa," tutupnya.

Baca Juga: Kembangkan Kompetensi ASN, Pemkot Kediri Kembali Gelar Harmoni Belajar Seri II

Salah satu Pengasuh Ponpes Lirboyo, KH. Kafabihi Mahrus yang hadir pada kegiatan tersebut menyampaikan dukungan terhadap upaya dalam program edukasi CBP Rupiah.

Kiai Kafa menyampaikan bahwa kecintaan santri Lirboyo terhadap Indonesia, khususnya mata uang rupiah, tidak perlu diragukan lagi. Santri Lirboyo setiap bertransaksi selalu menggunakan Rupiah, bahkan santri tidak mengenal mata uang negara lain.

Selain itu, potensi santri dalam berkontribusi di negeri ini sangatlah besar karena santri telah dibekali perilaku dasar yakni kejujuran (shiddiq), dapat dipercaya (amanah), menyampaikan (tabligh), dan kecerdasaran (fatonah), yang artinya santri harus bisa berpendapat dan berkomunikasi yang baik dalam menyampaikan kebaikan.

Baca Juga: Polres Kediri Kota Tangkap Pelaku yang Aniaya Adik Kadungnya hingga Tewas, Apa Motifnya?

Sebagai informasi, kegiatan CBP Rupiah yang diselenggarakan merupakan program untuk menumbuhkan kecintaan, kebanggaan, dan pemahaman rupiah yang lebih baik melalui pengenalan ciri-ciri dan cara merawat rupiah, meningkatkan kebanggaan rupiah melalui pengenalan sejarah uang, dan memberikan pemahaman rupiah yang memiliki fungsi penting dalam perekonomian Indonesia.

Edukasi CBP itu ditujukan kepada masyarakat luas, termasuk pemerintah daerah, perbankan, pengusaha, organisasi masyarakat, tokoh masyarakat, generasi milenial, dan lembaga pendidikan, termasuk di lingkungan pondok pesantren (santri).

Edukasi CBP di pondok pesantren sebelumnya telah dilaksanakan di Ponpes Nurul Jadid, Ponpes Nurul Amanah, Ponpes Manbaul Ulum, dan hari ini di Ponpes Lirboyo. Diharapkan kegiatan sosialisasi dan edukasi yang berkelanjutan akan semakin meningkatkan kecintaan, kebanggaan dan pemahaman terhadap rupiah. (uji/ian)

Baca Juga: Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan, Pj Wali Kota Kediri Paparkan Sejumlah Program

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Tanam Pohon dan Tebar Benih Ikan Warnai Peringatan Hari Bumi dan Hari Air Dunia di Kota Kediri':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO