Dewan Jatim Menilai Pemkot Lamban Tutup Dolly | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Dewan Jatim Menilai Pemkot Lamban Tutup Dolly

Editor: rosihan c anwar
Wartawan: diday rosadi
Kamis, 29 Mei 2014 22:05 WIB

SURABAYA (bangsaonline) - Meskipun walikota Surabaya Tririsma Harini sudah memutuskan akan menutup lokalisasi pada 19 Juni mendatang, namun polemik terkait dengan penutupan masih berkepanjangan. Cukup banyak dukungan terhadap apa yang menjadi kebijakan Pemkot Surabaya tersebut, walaupun tidak sedikit pula yang memandang sebelah mata kebijakan itu.

Menyikapi hal itu, anggota Komisi E DPRD Jatim yang membidangi masalah kesejahteraan rakyat (Kesra), Ahmad Jabir, menilai penutupan yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya terlalu lamban. Seharusnya kebijakan semacam itu sudah dilakukan oleh Pemkot Surabaya sejak tahun 1999 lalu.

“Karena undang-undangnya sudah ada, dan waktu saya duduk sebagai anggota DPRD Surabaya dulu konsepnya juga sudah kami sodorkan. Seharusnya bisa ditutup saat ini juga. Tidak perlu menunggu sampai tanggal 19 Juni nanti”tegas politisi PKS itu, Kamis (29/5/2014).

Lebih lanjut, Jabir merasa heran dengan periodisasi kemuculan isu terkait dengan penutupan . Menurutnya, polemik seputar penutupan hanya muncul ketika menjelang pemilu. “Baik itu pileg, ataupun pilwali,” tukasnya.

Jabir menduga penutupan hanya dijadikan sebagai komoditas politik. “Jadi memang ada pihak-pihak yang merasa diuntungkan, baik dengan adanya penutupan, maupun apabila tidak jadi ditutup,” urainya.

Sedangkan, terkait dengan solusi yang pernah ditawarkan oleh Pemprov Jatim, yaitu pemberian uang sebesar Rp 3 juta untuk para PSK, politisi PKS tersebut menyatakan tidak setuju. Menurutnya, cara semacam itu tidak efektif.

Seharusnya baik Pemprov Jatim maupun Pemkot Surabaya memiliki cara lain. Sebab, lanjut Jabir, apabila Pemprov Jatim maupun Pemkot Surabaya hanya beorientasi pada pemberian uang pasca penutupan, maka hal itu dianggapnya bukanlah solusi. “Walaupun dipulangkan ke daerah dan diberi semacam uang pesangon, tapi kalau uangnya habis, pasti mereka akan kembali ke Surabaya dengan pekerjaan yang sama,” paparnya.

Terpisah, anggota Komisi VIII DPR RI, KH Ali Maschan Moesa sangat mendukung penuh penutupan lokalisasi terbesar se Asia Tenggara ini. Namun demikian Pemkot harus mencarikan solusi atas penutupan tersebut dengan memberikan alokasi pekerjaan bagi mereka.

"Jujur mereka ini manusia dan perlu makan, papan dan pakaian. Karenanya kalau Pemkot mau menutup lokalisasi ini mereka perlu dimanusiakan juga. Artinya harus disiapkan pekerjaan pengganti bagi mereka ini," papar Ali Maschan.

Bahkan pria yang juga Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR RI ini memintga Pemkot menggunakan pola seperti di Malaysia. Dimana disitu ada Pulau yang namanya Genting Island yang dikhususkan untuk judi dan prostitusi. Dimana disana umat Islam dilarang masuk . Tapi disana pemerintahnya dalam menegakkan aturan benar-benar bagus. ‘’Artinya sanksi disana benar-benar ditegakkan, sehingga tidak ada yang main-main. Nah ini bisa dicontoh oleh Pemkot," tandas Rais Syuriah PWNU Jatim itu.

 

 Tag:   Dolly

Berita Terkait

Bangsaonline Video