Bedah Buku Kiai Asep di Uninus Bandung, Prof Obsatar Kritik Keras Ada Logo NU dan Bismillah

Bedah Buku Kiai Asep di Uninus Bandung, Prof Obsatar Kritik Keras Ada Logo NU dan Bismillah Para nasumber Bedah Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan di Aula Utama Pascasarjana Uninus Bandung, Jumat (16/12/2022). DARI KIRI: Dr KH Mujib Qulyubi, M Mas'ud Adnan, Brigjen Dr Yusuf, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim dan paling ujung kanan moderator. Foto: bangsaonline.com

”Sekarang S3-nya punya dua prodi,” tambahnya.

Bahkan, tutur Prof Agus, Kiai Asep bukan hanya sukses sebagai tokoh pendidikan tapi juga punya jiwa sosial tinggi. Menurut dia, Kiai Asep banyak sekali memberikan beasiswa kepada anak-anak muda di seluruh Indonesia. Terutama pada kader NU yang jumlahnya mencapai ribuan tiap tahun.

M Mas’ud Adnan, penulis buku KIai Miliarder Tapi Dermawan, yang diminta berbicara pertama, mengungkapkan bahwa Kiai Asep memang sangat fenomenal dan langka. Mas’ud Adnan mengungkap hasil riset Thomas J Stanlei, ahli teori bisnis Amerika Serikat (AS).

“Thomas J Stanley mewawancarai 1001 orang sukses di Amerika. Dari 1001 orang itu, 733 adalah para milioner, orang kaya raya. Ternyata faktor utama sukses seseorang bukan karena IQ dan lembaga pendidikan yang favorit. IQ menjadi faktor ke 21, sedang lembaga pendidikian favorit seperti Harvard dan sebagainya menduduki rangking ke-23. Bahkan lulusan terbaik perguruan tinggai hanya menempati rangking ke-30,” tegas Mas’ud Adnan.

Lalu apa faktor utama orang menjadi sukses? “Pertama, kejujuran. Kedua, disiplin yang keras. Ketiga,  mudah bergaul. Dalam bahasa Kiai Asep adalah piawai berkomunikasi. Keempat, adalah faktor pendamping,” kata Mas’ud Adnan.

“Nah, soal kejujuran, Kiai Asep jangan ditanya. Beliau adalah ulama besar,” tambahnya.

Mas’ud Adnan juga menegaskan bahwa Kiai Asep punya pendamping yang sangat tepat sekaligus setia. “Nama istri Pak Kiai Asep, Nyai Hajjah Alif Fadhilah. Ibu-ibu ingin tahu penghasilannya? Dalam satu bulan penghasilan istri Kiai Asep sebesar Rp 2 miliar. Kalau diakumulasi dengan penghasilan Kiai Asep, rata-rata tiap bulan bisa Rp 6 miliar sampai Rp 8 miliar,” kata Mas’ud Adnan. Peserta bedah buku langsung riuh.

“Tapi ibu-ibu jangan berpikir secara matematika. Kalau satu istri saja Rp 2 miliar, berarti kalau dua istri, penghasilannya bisa Rp 2 miliar ya. Bukan seperti itu,” kata Mas’ud Adnan. Peserta bedah buku kembali tertawa.

“Kiai Asep itu sangat taat istri dan taat Allah,” tambah Mas’ud Adnan.

Kiai Asep yang minta berbicara kali terakhir mengatakan bahwa ia datang ke berbagai daerah hanya satu motivasinya. “Bagaimana saya bisa mengajak masyarakat agar punya kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraannya sehingga bisa seperti saya, “ kata Kiai Asep sembari mengutip surat Adl-Dluha yang artinya bahwa setiap kenikmatan itu harus diceritakan agar menginspirasi dan diritu orang lain.

Terutama kepada para pengasuh pondok pesantren dan pengelola lembaga pendidikan. Ia berharap semua pesantren dan lembaga pendidikan di Indonesia maju seperti pesantren Amanatul Ummah.

“Saya yakin Uninus ini akan menjadi perguruan tinggi termaju di Indonesia,” kata Kiai Asep optimis.

Kiai Asep sepakat bahwa kejujuran adalah faktor utama yang membuat kita sukses. “Kejujuran itu membawa kemujuran,” kata Kiai Asep.

Ulama yang mendapat banyak penghargaan itu juga menekankan pentingnya istiqamah. “Istiqamah khoirun min alfi karomah. Istiqomah itu lebih baik dari pada 1000 karomah,” tegasnya.

Kiai Asep juga bercerita bahwa dirinya didatangi Kapolres. Menurut dia, Kapolres itu menginformasikan bahwa belakangan ini banyak orang bunuh diri karena terjerat hutang atau pinjaman online.

Kiai Asep mengatakan bahwa ini fenomena yang sangat memprihatinkan. Karena itu ia mengingatkan masyarakat agar jangan berspekulasi tentang calon presiden.

“Kita harus melihat rekam jejaknya,” kata Kiai Asep.

Menurut dia, tokoh nasional yang sekarang pantas menjadi presiden adalah Khofifah Indar Parawansa yang kini menjabat Gubernur Jawa Timur. Kiai Asep menyebut beberapa prestasi Khofifah.

“Bu Khofifah pernah menjadi anggota DPR RI. Beliau anggota DPR RI termuda dan berprestasi, “ kata Kiai Asep.

Khofifah juga pernah menjadi menteri. “Juga menteri termuda sejak kemerdekaan Republik Indonesia,” jelasnya. Bahkan, tutur Kiai Asep, Khofifah bukan hanya menteri termuda, tapi menteri terbaik.

“Sekarang Bu Khofifah jadi gubernur dan gubernur terbaik di seluruh Indonesia,” tegasnya. “Jadi Bu Khofifah punya pengalaman paling lengkap,” tambahnya.

Ia kemudian mengijazahkan doa dan salat malam yang tiap malam diamalkan. “Cara salat malam dan doa itu ada pada bagian akhir buku yang ditulis Pak Mas’ud itu. Tapi karena ini ijazah, maka saya baca doanya,” kata kiai yang selalu mengenakan baju putih itu.

Kiai Asep lalu mengucapkan Ajaztukum yang dijawab serempak oleh peserta bedah buku: qobiltu.

Hadir dalam acara bedah bukut itu Ketua Badan Pengurus Yayasan Uninus KH Hasan Nuri Hidayatullah (Gus Hasan), Rektor Uninus Brigjen TNI (Purn) Dr. Yusuf, S. Sos., Wakil Ketua Badan Pengelola Yayasan Uninus Prof Dr Obsatar Sinaga, dan para profesor atau guru besar Uninus.

Dari Pergunu, selain Kiai Asep Saifuddin Chalim, juga hadir Sekjen PP Pergunu Aris Adi Leksono, Waketum Pergunu Ahmad Zuhri, Ketua PW Pergunu Jawa Barat, Dr Saefulloh dan pengurus lain.

Gus Hasan saat memberikan sambutan mengucapkan terimakasih kepada Kiai Asep karena di tengah kesibukannya telah berkenan rawuh ke Uninus. Ia berharap Kiai Asep memberikan ijazah agar Uninus istiqomah berpegang pada Aswaja.

Rektor Uninus Brigjen (purn) Dr Yusuf mengaku sudah kenal lama dengan Kiai Asep. Terutama saat bertugas sebagai militer di Jawa Timur. “Saya kenal beliau sejak 32 tahun lalu. Karena saya bertugas di Jawa Timur cukup lama. Jadi saya ini bagian murid beliau. Kalau beliau lupa kepada saya ya wajar. Karena guru lupa pada muridnya itu wajar. Asal jangan sampai murid lupa pada gurunya,” katanya.

Karena itu, Brigjen Yusuf, sangat senang ketika Kiai Asep hadir ke Unisnu. “Bisa nyambung lagi,” katanya. (MMA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO