Hari Kanker Sedunia 2022, Perlunya Akses Pengobatan Kanker yang Mudah

Hari Kanker Sedunia 2022, Perlunya Akses Pengobatan Kanker yang Mudah Petugas Dinkes Kota Batu saat menyerahkan alat deteksi dini kanker kepada puskesmas di Kota Batu, Kamis (3/2).

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com -  diperingati setiap tanggal 4 Februari. Dikutip dari laman resmi World Cancer Day, kampanye 2022 mengusung tema "Close the Care Gap" yang artinya "Hentikan Kesenjangan di Dalam Perawatan".

Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinas Kesehatan , dr. Susana Indahwati mengungkapkan, 2022 sendiri adalah sebuah tanda tahun pertama dari 3 tahun baru yang berpusat pada masalah kesetaraan dalam kemudahan akses perawatan . Di mana tahun pertama ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kurangnya kesetaraan dalam perawatan .

Dijelaskan, menurut Dinas Kesehatan, penyebab utama adalah terjadinya perubahan (mutasi) pada gen dalam sel. Terkandung ribuan DNA dalam gen yang memberikan instruksi pada sel agar menjalankan fungsinya pada organ tubuh tempat sel tersebut hidup. Namun, prosesnya belum tentu selalu sempurna. Saat pembelahan diri pada sel terjadi, terdapat risiko sel baru dari pembelahan tersebut mengandung gen yang rusak atau terjadi penggandaan terlalu banyak. Hal itu disebut sebagai mutasi gen, ditandai dengan adanya perubahan struktur pada gen.

"Biasanya, mutasi gen baru akan berpotensi menimbulkan jika terjadi lebih dari lima kali dan melibatkan gen yang berbeda. Proses ini bisa berlangsung hingga bertahun-tahun sampai sel-sel tersebut membelah diri dan membentuk sel yang cukup besar. Barulah gejala-gejalanya mulai muncul dan sel-sel tampak ketika tubuh diperiksa. Namun pada anak-anak, lanjut dia, kerusakan gen sudah terjadi sejak dalam kandungan atau sejak lahir.

Ditambahkan, secara umum, ada dua faktor penyebab yang paling sering terjadi, yaitu faktor internal (seperti, keturunan) dan faktor eksternal misalnya, perubahan hormon, obesitas, kurang berolahraga, kebiasaan merokok, serta paparan radiasi, virus, dan bahan-bahan kimia.

Data selama 3 tahun mulai dari 2018-2020 menunjukkan masih tingginya temuan kasus baru berbagai macam neoplasma, karsinoma, dan keganasan lainnya; meskipun pandemi Covid-19 merebak.

Dilansir dari Database Kanker SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) didapatkan data: tahun 2018 sejumlah 4.213 kasus, tahun 2019 sejumlah 2.168 kasus, dan tahun 2020 sejumlah 1.825 kasus. Beberapa jenis yang banyak ditemui di antaranya adalah payudara, leher rahim, paru-paru, kolorektal, hati, mulut, lambung, darah, dan mata.

"Pengobatan yang yang paling umum dan bisa dijalankan bagi penderita antara lain kemoterapi, radioterapi, dan terapi target. Perlu adanya kemudahan akses perawatan bagi penderita merupakan hal yang sangat penting agar penderita mendapatkan perawatan dan pengobatan yang layak," terangnya.

Menyambut , Dinas Kesehatan telah mendistribusikan IVA Test Kit pada semua puskesmas dalam mendukung pelaksanaan deteksi dini leher rahim pada wanita.

IVA test adalah metode inspeksi visual dengan asam asetat, atau dikenal juga dengan sebutan visual inspection with acetic acid. Seperti namanya, IVA test adalah suatu cara mendiagnosis dini kemungkinan adanya serviks dengan menggunakan asam asetat.

"Hasil pemeriksaan tes IVA yang muncul dapat melihat apakah terdapat pertumbuhan sel pra di dalam serviks alias leher rahim atau tidak. Pemeriksaannya sederhana, dapat dilakukan oleh bidan dengan fasilitas terbatas, hasilnya dapat langsung terlihat," pungkasnya. (asa/ian)

Lihat juga video 'Dengan Santainya, Maling Gasak Motor Karyawan Pabrik di Kota Batu':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO