"Tapi kan kita pengen tahu sebenarnya LGBT itu siapa pencetus pertama kali yaitu Dr. Suradi, S.H., M.H.," kata Deolipa sebagaimana dilansir Bandung.suara.com-media jejaring Suara.com dari dari kanal YouTube Karni Ilyas Club.
Ia lalu menjelentrehkan bahwa dalam pertemuan keduanya, dari pengakuan Bharada E munculah isu LGBT antara Brigadir J dan Ferdy Sambo. Rumor itu semakin kencang setelah Sambo yang mantan Kadiv Propam Polri itu ditetapkan sebagai tersangka.
Deolipa Yumara juga mengetahui jika Suradi sempat menanyakan apakah Brigadir J seorang LGBT atau bukan.
Deolipa menyebut pengakuan Bharada E yang mengungkap bahwa Brigadir J bukanlah seorang LGBT. Setelah itu, Deolipa menyebut Ferdy Sambo seorang yang biseksual. Ia juga mengatakan kasus LGBT bisa terjadi di mana saja, tak terkecuali di lingkungan Polri.
Nah, Sambo, menurut Deolipa adalah seorang biseksual. "LGBT, L nya ilang, G nya Ilang, T nya ilang, B nya itulah Sambo. Karena dia dari sam sama bo. Kalo B ini kan biseksual pak," kata Deolipa Yumara.
Ia kembali menjelaskan bahwa biseksual itu buka wanita dan pria. "Biseksual ini bisa sama wanita, bisa juga suka sama laki-laki," lanjut Deolipa Yumara.
"Bisa punya selingkuhan wanita, bisa juga punya selingkuhan laki-laki. Namanya juga biseksual," kata Deolipa.
Langkah polisi yang menutup motif pembunuhan Brigadir J yang melibatkan Ferdy Sambo semakin membuat isu LGBT liar.
Sebelumnya Kabareskrim Polri, Agus Andrianto menyebutkan, motif pembunuhan Brigadir J yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo hanya menjadi konsumsi penyidik.
Bahkan Menko Polhukam Mahfud MD pernah mengatakan jika motif pembunuhan sangat sensitif dan menjijikan. Istilah menjijikkan itu ditengarahi banyak pihak mengarah pada LGBT. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News