Untuk tradisi molod di Bawean sendiri, jauh-jauh hari warga sudah nyicil isi angka'an seperti membeli peralatan dapur dan sebagainya. Bahkan, tidak sedikit yang mengisi angka'annya dengan barang mewah seperti kulkas, televisi, dan mesin cuci.
"Ini bukti bahwa warga Pulau Bawean bangga dengan kelahiran Nabi Muhammad. Mereka tidak eman mengeluarkan biaya untuk memeriahkan acara molod ini," ungkapnya.
Acara molod di Bawean memang digelar besar-besaran. Mulai di lembaga pendidikan, langgar, mushola, dan di masjid. Selain nilai bawaannya ratusan ribu hingga jutaan, bendera yang dipasang di angka'an Molod Bawean berisi uang rupiah serta uang Ringgit Malaysia dan Dollar Singapura.
"Bahkan ada tradisi unik di Desa Daun, Kecamatan Sangkapura. Usai acara molod langsung membawa angka'annya ke pantai untuk dimakan bersama," jelas Akhmad.
Tidak hanya barang bawaan yang unik. Saat acara molod, panitia juga menyajikan makanan khas Pulau Bawean seperti kella celok, garang asem atau tomis, semur tongkol, opor nangka, sakor-sakor (urap2), tono-tono (ikan bakar) sambel buje cabbih, rendang Bawean, dan terong santen. (asa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News