”Koleksi-koleksi yang aku bawa ke IIFW itu semua temanya ingin memperlihatkan power seorang perempuan. Aku bikin looknya supaya perempuan itu punya power, seperti layaknya queen atau warrior,” urainya.
Alasan Asti konsisten mengusung kebaya batik sebagai model yang dirancang, karena sampai saat ini belum banyak produk kebaya batik modern oleh designer yang dijual di pasaran. Sehingga potensi marketnya masih cukup luas.
”Dan ke depan aku ingin punya pegawai yang memang pengrajin batik. Jadi kita bisa membuat motif batik sesuai selera sendiri. Harapannya juga bisa merangkul dan mensejahterakan para pengrajin batik, sebab banyak di luar sana pengrajin batik yang mendapat upah terlalu rendah. Padahal batik itu warisan budaya Indonesia yang perlu kita jaga,” tutur Asti.
Selain di panggung catwalk IIFW 2022, tahun 2022 ini karya kebaya batik milik Asti juga tampil di beberapa event fashion bergengsi di dalam negeri. Seperti misalnya Surabaya Fashion Parade 2022 dan Malang Fashion Parade 2022 yang baru-baru ini diselenggarakan. Dalam event tersebut Asti menggandeng Putri Indonesia asal Jawa Timur sekaligus Putri Indonesia Pariwisata 2022 Adinda Cresheilla untuk memperagakan karyanya.
”Secara khusus aku buatkan untuk Dinda, dengan tema kebaya yang kurang lebih sama yaitu menunjukkan power seorang perempuan,” ujar Asti.
Asti menegaskan, dirinya akan terus aktif memboyong kebaya batik di panggung-panggung fashion show baik lokal maupun internasional. Tahun 2023 mendatang, Asti memiliki rencana untuk memadukan kebaya batiknya dengan tema-tema lain yang sesuai dengan tren di masyarakat. (mid/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News