Satpol PP Surabaya Dianggap Gagal Bina Anggota, Kasatpol PP: Saya yang Tanggung Jawab

Satpol PP Surabaya Dianggap Gagal Bina Anggota, Kasatpol PP: Saya yang Tanggung Jawab Suasana hearing antara komisi A dan Satpol PP Kota Surabaya. foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ancaman FPDI-P membawa kasus penangkapan Agustin Poliana dalam rapat dengar pendapat (hearing) akhirnya dibuktikan. Siang tadi (19/5), Komisi A (hukum dan pemerintahan) mengundang sejumlah pihak untuk membahas masalah tersebut.

Dalam keterangannya, Agustin Poliana menilai Kepala Satpol PP Irvan Widyanto telah gagal dalam memberikan pendidikan terhadap para penegak Peraturan Daerah (Perda). Itu dibuktikan saat penertiban pedagang di Pasar Tembok beberapa hari lalu.

“Saat mau diangkut, saya sudah menghubungi pak Irvan. Mestinya jika tahu yang diangkut anggota dewan bisa diturunkan di tengah jalan,” kecam Agustin Poliana.

Dalam kesempatan itu, Agustin Poliana juga menuding Irvan Widyanto tidak bisa memberikan contoh yang baik kepada anak buahnya. Kondisi itu diperparah dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang di bawah rata-rata.

“Di sini saya tidak membela diri. Saya hanya ingin menegakkan yang sebenarnya. Secara pribadi, memang saya sudah memaafkan. Tapi secara institusi sebagai anggota dewan saya tidak terima martabat lembaga dewan diinjak-injak,” beber Titin, sapaannya.

Menanggapi keterangan Agustin Poliana, salah satu aparat Satpol PP, Anna mengklarifikasinya. Menurut dia, kedatangan Agustin Poliana saat penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Tembok sebenarnya sudah terlambat. Sebab ketika yang bersangkutan datang, penertiban sudah selesai satu jam sebelumnya.

“Waktu itu penertiban PKL berlangsung kondusif. Makannya suasana kisruh seperti yang disampaikan ibu Agustin itu tidak benar. Bahkan pedagang mendukung langkah kami, karena tidak sedikit para pedagang yang ditarik iuran tidak resmi,” terang Anna.

Terkait pemberitaan yang menyebutkan Agustin diperlakukan secara kasar, ia juga membantahnya. Dirinya menegaskan, dalam setiap penertiban yang dilangsungkan Satpol PP, khususnya aparat perempuan selalu mengedepankan penertiban yang persuasif.

Apalagi, dalam pendidikan yang diberikan pihaknya juga dilatih bagaimana memperlakukan orang tua, kaum hawa dengan dan ramah. Jadi tidak benar, ketika ada pemberitaan yang menyebutkan ada sejumlah aparat Satpol PP yang menendang sekaligus menarik Agustin Poliana secara paksa.

“Motto kami adalah we care and smile. Kalau bu Agustin diangkut, itu disebabkan banyak yang tidak mengenali beliau,” jelasnya.

Kasatpol PP Irvan Widyanto berharap agar masalah tersebut tidak diperpanjang. Menurutnya, jika memang ada pihak yang harus disalahkan itu adalah dirinya selaku pimpinan Satpol PP Kota surabaya.

“Tidak ada namanya prajurit yang salah. Jika memang harus ada yang bertanggung jawab itu adalah saya selaku komandan mereka,” tandas Irvan.

Dalam kesemptan itu, mantan Camat Rungkut ini juga mengaku siap menerima sanksi baik dari inspektorat maupun Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. “Kalau ada yang harus diberi sanksi itu adalah saya,” pungkas Irvan. (lan/dur)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO