Jaga Ekosistem Mangrove, Gubernur Khofifah: Kuatkan Sinergi Hulu Hilir

Jaga Ekosistem Mangrove, Gubernur Khofifah: Kuatkan Sinergi Hulu Hilir Gubernur Khofifah saat mengikuti Festival Mangrove di Wisata Bahari Tlocor dan Pulau Lusi, Sidoarjo.

Menurut dia, banyak jenis hilirisasi mangrove yang sudah tumbuh dan berkembang menjadi produk-produk UMKM, bahkan ada yang sudah go international, seperti produk UMKM berupa kerajinan dari mangrove yang menjadi salah satu cenderamata saat gelaran KTT G20 di Bali beberapa waktu lalu. Ada pula batik yang menggunakan pewarna alam dari mangrove, kue-kue berbahan dasar tepung mangrove, serta produk makanan hasil mangrove lainnya seperti sirup.

"Jadi ini sebetulnya punya dampak ekonomi yang bagus sekali selain juga dampak ekologi untuk lingkungan. Karena kita berharap bahwa mangrove ini akan menjadi penahan abrasi. Selain mangrove kita juga tadi menanam cemara udang. Dalam banyak referensi cemara udang itu bisa memiliki ketahanan hidup sampai 500 tahun. Jadi kalau menahan abrasi yang kuat selain mangrove adalah cemara udang," tuturnya.

“Apalagi ditinjau dari sisi fisik, biologi, ekonomi maupun sosial. Manfaat hutan mangrove antara lain menahan abrasi pantai, habitat biota laut, menahan angin, menahan infiltrasi air laut, ecotourism serta menyerap dan menyimpan karbon 4 sampai dengan 5 kali lebih besar dibandingkan dengan hutan tropis di daratan,” imbuhnya.

Ia menyebut, upaya menjaga ekosistem mangrove ini juga menjadi bagian dari menjaga daya dukung alam dan lingkungan. Hal ini penting mengingat saat ini banyak negara di dunia mengalami perubahan iklim global. Serta beberapa waktu belakangan terjadi cuaca ekstrem atau bencana hidrometeorologi di sejumlah daerah.

"Oleh karena itu Mari kita membangun daya dukung dan keseimbangan alam dengan nandur, nandur dan nandur. Kalau kita menanam dan tanaman itu bisa tumbuh subur, maka kita juga nandur kehidupan melalui sedekah oksigen. Bayangkan kalau makin banyak yang kita tanam dan mereka memanfaatkan dari apa yang sudah kita tanam, Insyaallah ini akan jadi amal jariyah kita semua,” katanya.

Jawa Timur memiliki kawasan mangrove terluas se-Pulau Jawa sebesar 27.221 Ha atau 48 persen dari kawasan mangrove di Pulau Jawa. Tercatat dari Tahun 2020-2022 telah dilaksanakan penanaman mangrove di pesisir Jawa Timur melalui dana APBD, APBN, dan penanaman mangrove Gubernur bersama para pihak seluas 1.516,57 Ha atau sejumlah 5.662.418 batang bibit mangrove.

Sebelumnya, telah diselenggarakan Festival ke-I Bulan Agustus 2022 di Kabupaten Pasuruan dan Festival ke-II Bulan Desember 2022 di Kabupaten Sampang. (dev/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO