Menurutnya, semua support sistem harus dibangun oleh keluarga dan anak-anak. Maka, para guru jangan sampai bosan. Jika perlu, kata Ineke, program Sekolah Toleransi dilakukan sejak dini, yaitu tingkat Sekolah Dasar.
Hal ini, masih kata Camat Gedangan, sejalan dengan visi Bupati Sidoarjo yang bagus, yaitu Sidoarjo maju, berbudaya dan berkarakter.
“Semoga SMAN 1 Gedangan dapat menjadi sekolah toleransi yang hebat, tidak hanya di Sidoarjo dan Jatim tapi juga di Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Seni Budaya BrangWetan, Henri Nurcahyo, menjelaskan bahwa Sekolah Toleransi ini merupakan program yang bernama ‘Cinta Budaya Cinta Tanah Air’ yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2020.
Jadi Deklarasi Sekolah Toleransi ini, menurut Henri, bukan sebuah klaim yang tiba-tiba atau merupakan hadiah dari pemerintah melainkan merupakan klimaks dari program yang dijalankan secara bottom up. Inilah yang membedakan dengan Sekolah Toleransi yang sudah ada di daerah lain.
Acara Deklarasi yang berlangsung singkat dan padat ini diawali dengan sajan ‘Tari Jejer Gandrung Kembang Menur’ oleh tiga siswa penari yang pernah menjadi juara Lomba Tari Tradisi Tingkat Sidoarjo, yaitu Syva, Aprilia, dan Dini.
Selain itu juga ditampilkan Pidato Kebangsaan oleh tiga siswa, serta sajian Solo Sinden yang dibawakan oleh, Keyra Zahra, membawakan beberapa lagu daerah secara medley dan lagu Jawa Nyidam Sari. Keyra adalah juara dua Lomba Solo Sinden Kabupaten Sidoarjo.
Turut hadir juga Kades Wedi yang sekaligus Komite SMAN 1 Gedangan. (cat/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News