JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kembali menuai kecaman. Menteri kepercayaan Presiden Jokowi itu dikecam para tokoh karena Luhut minta pengeritik pemerintah pindah dari Indonesia.
Seperti dibertakan media, dalam acara business matching 2024 di Bali, Kamis (7/3/2024) lalu, Luhut meluapkan kekeselannya kepada pengkritik pemerintah, termasuk mantan pejabat era Jokowi.
BACA JUGA:
- Demi Demokrasi Sehat, Partai Non-Parlemen Tolak Pilbup Pasuruan hanya Diikuti Satu Pasangan
- Ide Luhut soal Family Office, Bagaimana Efeknya Jika Diterapkan di Madura?
- Kiai Asep Pimpin Istighatsah Temu NU se-Dunia di Makkah, Dihadiri 2.000 Warga NU
- Evaluasi Jokowi Jelang Lengser: Judi Online, Pornografi, Narkoba, Demokrasi, dan Hukum
"Saya berharap kita semua bangga menjadi bangsa Indonesia. Kita kritik bangsa kita, tapi kritik yang membangun. Jangan kritik merasa semuanya jelek. Kalau jelek, pindah saja kau dari Indonesia," kata Luhut Binsar Pandjaitan.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menganggap Luhut otoriter.
"Bila itu yang terjadi maka berarti Luhut sudah menggeser negeri ini dari negeri yang menjunjung tinggi demokrasi dan musyawarah menjadi negara otoriter, anti kritik, dan anti reformasi," ujar Anwar Abbas.
Menurut dia, seharusnya Luhut sebagai pemimpin tahu bahwa pemerintah memerlukan kritik. Agar memiliki perspektif sehingga dapat menemukan dan melakukan sesuatu yang lebih baik, dan terbaik bagi negara dan bangsa.
Tapi Luhut justru menggiring pemerintahan menjadi absolut. Ini sangat bertentangan dengan jiwa, nilai, dan semangat negara demokrasi.
"Jika masih perlu ada kata angkat kaki dan kata usir-mengusir, maka yang harus angkat kaki dan harus diusir dari negeri ini, bukannya para pengkritik pemerintah, tapi Luhut sendiri. Tetapi, apakah hal itu baik bagi kepentingan bangsa dan negara kita? Terserah kepada kita semua untuk menjawabnya," tegas Anwar Abbas dikutip Inilah.com.
Sementara Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, justru teringat ucapan Presiden ke-4, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
"Mendadak teringat Gus Dur dikritik apa saja santai," tulis Adi Prayitno dikutup fajar.co.id dari unggahannya di X, Jumat (16/3/2024).
Klik Berita Selanjutnya