YOGYAKARTA, BANGSAONLINE.com – Mbah Benu – pimpinan Jemaah Aolia Gunungkudul Yogyakarta– akhirnya minta maaf terkait ucapannya yang mengaku telepon Allah. Menurut dia, menelepon Allah itu hanya istilah.
"Terkait pernyataan saya tadi pagi tentang istilah menelepon Gusti Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu sebenarnya hanya istilah. Dan yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya, kontak batin dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Apabila pernyataan saya yang menyinggung atau tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Terima kasih," ujar Mbah Benu dikutip dari Instagram, @sedangrame, Sabtu (6/4/2024).
BACA JUGA:
- Sarat Nilai Keimanan, Khofifah Ajak Teladani Sifat Zuhud Abu Wahb Bahlul bin An as Shairofi Al Kufi
- Salafi Disebut Usik Paham Muhammadiyah, Dr Ali Trigiyatno: Ngobok-Ngobok Paham sudah Mapan
- 10 Rekomendasi Nama Bayi Laki-Laki Islami 3 Kata Keren, Punya Arti Mendalam, dan Penuh Doa
- Patung Kurus Hidung Panjang Simbol Kepalsuan dan Kemunafikan, Butet Sindir Siapa?
Seperti diberitakan, Jamaah Aolia yang dipimpin Mbah Benu, melaksanakan salat Idul Fitri pada Jumat pagi (5/4/2024) lalu. Karuan saja penetapan 1 Syawal dan salat Idul Fitri yang tak lazim itu menghebohkan umat Islam.
Mbah Benu yang Bernama lengkap KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo itu pun jadi sorotan. Banyak yang mempertanyakan, apa dasarnya menetapkan Idul Fitri pada 5 April 2024, jauh hari sebelum pemerintah dan umat Islam melakukan rukyat?
Ternyata Mbah Benu mengaku menetapkan Idul Fitri itu tidak berdasarkan penghitungan hisab dan rukyatul hilal tapi telepon Gusti Allah (Tuhan). Masyarakat pun makin geger.
Banyak ulama protes karena tak ada dasarnya. Bahkan banyak netizen meledek Mbah Benu dengan minta nomor telepon Allah.
Mbah Benu kemudian menyampaikan klarifikasi terhadap pernyataannya tersebut. Menurut dia, menelepon Allah yang sempat ia sampaikan ketika wartawan bertanya padanya hanya sebuah istilah. Bukan telepon Allah beneran.
Klik Berita Selanjutnya