Benarkah Mendaki di Musim Kemarau Terasa Lebih Dingin?

Benarkah Mendaki di Musim Kemarau Terasa Lebih Dingin? Ilustrasi. Foto: M. SULTHON NEAGARA/ BANGSAONLINE

BANGSAONLINE.com - Memasuki bulan Juni hingga Juli biasanya Indonesia mengalami peralihan musim dari hujan ke kemarau. Beberapa gunung yang tutup selama akan kembali dibuka pada musim kemarau.

Banyak pendaki yang beranggapan bahwa mendaki di musim kemarau akan terasa lebih dingin saat malam hari, benarkah demikian? Jika benar, mengapa justru terasa dingin saat musim kemarau?

Baca Juga: Pilah-pilah Sampah, Mana yang Boleh dan Tidak untuk Dibuang di Gunung?

Mengutip dalam situs resmi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), mulai bulan Juni suhu memang terasa lebih dingin. Hal ini merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi, khususnya di wilayah Pulau Jawa hingga NTT (Nusa Tenggara Timur).

Penyebabnya adalah monsoon dingin Australia, yaitu pergerakan angin dari arah timur (Australia) menuju ke arah Indonesia. Di mana pada bulan Juli, Australia memasuki periode musim dingin.

Angin yang bertiup dari Australia akan melewati Samudra Indonesia yang suhu permukaan lautnya dingin, ditambah lagi dengan berkurangnya awan dan hujan yang mengakibatkan suhu terasa lebih dingin di malam hari, khususnya Pulau Jawa sampai NTT.

Baca Juga: Mengapa Masih Ada Pendaki yang Tersesat di Gunung?

Selain itu, langit yang cenderung cerah (bersih awannya) akan menyebabkan panas radiasi gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar. Sehingga membuat udara yang dekat permukaan terasa lebih dingin, terutama saat malam hingga pagi hari.

Sedangkan untuk fenomena aphelion, yaitu fenomena setahun sekali yang biasa terjadi di bulan Juli, di mana posisi matahari berada di titik terjauh dari bumi.

BMKG mengatakan hal ini tidak berpengaruh signifikan. Yang mengakibatkan seakan aphelion terasa sangat dingin dikarenakan waktunya bersamaan dengan monsoon dingin Australia yang sama-sama terjadi di bulan Juli.

Baca Juga: Tak Semua Air di Gunung Bisa Langsung Dikonsumsi, Simak Informasi Berikut

Hal ini juga yang mengakibatkan dataran tinggi seperti Bromo, Ranu Kumbolo Gunung Semeru, Dieng, dan dataran tinggi lainnya terjadi embun es yang sebagian orang mengira salju.

Jadi, rumor tentang suhu yang lebih dingin di kalangan para pendaki memang benar adanya, yakni dikarenakan monsoon dingin Australia. Namun, ini hanya berlaku saat malam hingga pagi hari saja.

Maka, bagi kalian yang ingin mengabadikan momen ini, jangan lupa untuk mempersiapkan fisik dan perbekalan kalian. Stay safe dan bawa turun sampahmu.

Baca Juga: Tips Mencari Air di Gunung, Bermanfaat Ketika Kondisi Darurat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Musim Kemarau Tahun ini Tak Sesuai Harapan Pengrajin Batu Bata Merah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO