SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Program sukses besutan Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, One Pesantren One Product (OPOP) dilirik Thailand dan Malaysia. Bahkan, program ini juga bakal direplikasi di dua negara tersebut.
Hal itu terungkap setelah program OPOP Jawa Timur turut hadir dalam kegiatan community service program yang diselenggarakan oleh Rajamanggala University of Technology Krungthep, Thailand, berkolaborasi dengan Association of Public Sector Accounting Educators - APSAE akhir Agustus 2024, dan juga hadir di forum internasional di Malaysia.
BACA JUGA:
- Hadiri HUT Pepabri ke-65, Khofifah Berterima Kasih atas Sinergi Membangun Jatim
- Mohon Doa Restu Maju Pilgub Jatim 2024, Khofifah Ajak Muslimat NU Jember Perbanyak Sedekah
- Khofifah Ajak Nahdliyin Implementasikan Qanun Asasi NU saat Harlah Muslimat ke-78 di Kota Batu
- Di Ponpes Sabilun Naja Bojonegoro, Khofifah Didoakan KH Anwar Zahid 2 Periode
Di kesempatan tersebut, managemen OPOP Jawa Timur turut presentasi dan berbagi pengalaman dalam mengembangkan ekonomi berbasis komunitas pesantren di Indonesia.
“Kami bangga dan bahagia, program OPOP yang diinisiasi oleh Ibu Khofifah Indar Parawansa mendapat perhatian dari publik Internasional," kata Sekretaris OPOP Jatim, Ghofirin.
"Sangat beruntung bahwa kampus RMUTK Thailand dan juga Malaysia menyadari pentingnya peran aktif Perguruan Tinggi dalam melakukan pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas muslim di Thailand dan juga Malaysia. Bahkan mereka mengungkapkan akan mereplikasi program OPOP Jatim,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, Islam di Thailand menjadi agama mayoritas kedua setelah Buddha. Sehingga tepat bagi RMUTK Thailand untuk melakukan pendampingan pemberdayaan ekonomi bagi kaum muslim di Thailand. Jumlah penduduk muslim di Thailand mencapai 4 juta penduduk dari total 65 juta penduduk Thailand, atau mencapai 4,6 %.
Begitu juga Malaysia, mayoritas penduduk di sana adalah muslim, dan negara ini juga memiliki cukup banyak pesantren.
“Oleh karena itu, jika potensi ini digarap dengan serius, bukan mustahil justru akan mendatangkan peluang-peluang baru dalam mengembangkan ekonomi di Thailand dan juga Malaysia,” ucap Dosen Unusa Surabaya itu.
Klik Berita Selanjutnya