Percobaan Bom Bunuh Diri di Gereja Santo Yosep Medan, Pelaku Disuruh Orang Lain

Percobaan Bom Bunuh Diri di Gereja Santo Yosep Medan, Pelaku Disuruh Orang Lain Pelaku aksi teror bom bunuh diri di Gereja Santo Yoseph, Jalan dr. Mansyur, Medan, Sumatera Utara, berhasil diamankan, Minggu (28/8).

MEDAN, BANGSAONLINE.com - Seorang pemuda melakukan percobaan terjadi di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jl Dr Mansur , Minggu (28/8). Meski bom yang dibawanya gagal meledak, Pastor Albret S Pandingan yang saat itu hendak memimpin misa mengalami luka ringan di lengan kirinya.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya saja, si pembawa bom luka-luka kena ledakan sendiri.

Informasi diperoleh menyebutkan, pada Minggu pagi pukul 08.00 WIB, jemaat sudah berada di gereja untuk mengikuti ibadah. Pukul 08.30 WIB, Pastor Albret S. Pandingan berdiri di depan mimbar untuk berkhotbah.

Tiba-tiba saja, si pembawa bom yang sebelumnya sudah duduk di gereja tersebut, berlari mendekati pastor ke altar. Ia membawa tas ransel dan di tangan lainnya ada sebilah pisau.

Sebelum dia sampai di altar, telah keluar percikan api dari ransel yang dibawanya dan mulai membakar dirinya sendiri. Meski api telah menjilat ransel yang dibawanya, si pembawa bom terus berlari ke arah pastor.

Melihat gelagat mencurigakan, si pastor berlari menghindar, dan dikejar pelaku yang terus menyabetkan pisau di genggaman tangannya ke arah si Pastor.

Umat yang sedang ibadah terkejut melihat aksi itu dan beberapa orang mulai mengejar si pembawa bom dan mengambil ransel yang sudah terbakar. Selanjutnya si pembawa bom diamankan.

Pelaku diketahui bernama Ivan Armadi Hasugian (IAH) warga Jalan Setia Budi , di KTP-nya tertulis pelajar/mahasiswa. Pelaku yang masih berusia 18 tahun tersebut mengaku disuruh orang lain untuk melakukan penyerangan di Gereja Santo Yoseph, . IAH dibekuk jemaat gereja yang reaktif ketika dia berusaha menyerang pastor Albert.

Dirkrimum Polda Sumatera Utara Kombes Pol Nur Fallah mengatakan bahwa IAH mengaku ada orang lain yang menyuruhnya. Namun Nur Fallah tidak mengungkap lebih lanjut.

"Sampai saat ini, pelaku mengaku disuruh oleh seseorang," kata Nur Fallah.

Nur Fallah pun menegaskan bahwa kasus ini masih dalam pengembangan. Tidak tertutup kemungkinan adanya tersangka lain dalam kasus tersebut. "Masih dikembangkan. Dalam waktu dekat nanti akan kita sampaikan," ucapnya.

Hingga kemarin, pelaku tengah dirawat tim medis karena mengalami luka-luka saat dibekuk jemaat gereja. Polisi menyebut motif perbuatan pelaku yaitu pembunuhan berencana.

Sementara itu, barang bukti yang berhasil diamankan polisi yaitu pisau, sepeda motor dan ransel yang diduga berisi bom yang dibawa IAH.

Polisi terus mendalami teror bom tersebut. Mereka menduga ada pelaku lain dan jaringan yang terlibat dalam peristiwa ini. "Diduga ada pelaku lain," kata Kasat Reserse Kriminal Polresta , Kompol Fahrizal.

Sejumlah jemaat yang ditemui di sekitar gereja juga menyatakan ada orang yang diduga masih terkait dengan pelaku teror. Mereka menyebut sekurangnya ada 2 orang yang diduga kabur dari gereja.

Fahrizal mengatakan, pihaknya belum bisa memaparkan perkembangan penyelidikan. Apalagi penyelidikan akan dilanjutkan Densus 88. "Mau dilanjutkan dengan Densus. Kita duga ada jaringan," sebut Fahrizal.

Meski belum ada pernyataan resmi dari kepolisian, namun upaya percobaan di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep dikaitkan dengan gerakan Negara Islam Syiriah-Irak (ISIS).

Hal itu berdasarkan adanya temuan secarik kertas berlafas kalimat syahadat yang diklaim sebagai simbol perjuangan gerakan ISIS dari saku celana pelaku.

Mantan petinggi Jama’ah Islamiyah, Imron Byhaqi alias Abu Tholut Al-Jawi mengatakan, aksi-aksi di sejumlah tempat di Indonesia yang dilakukan oleh pengikut atau simpatisan ISIS merupakan hal yang bodoh.

“Karakter mereke (pengikut/simpatisan) ISIS memang begitu, bukan hanya di Indonesia, di Suriah dan Irak saja, mereka melakukan aksi bom bunih diri mobil sudah 72 aksi , yang menewaskan 3.024 korban,” kata Abu Tholut seperti dilansir KiniNews, Minggu (28/8).

Sedangkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta aparat keamanan memastikan motif pelaku yang melakukan teror di sebuah gereja di .

Ketua Umum MUI, KH. Ma'ruf Amin mengatakan pihaknya belum mendapatkan informasi pasti apa motif pelaku ini. "Kita harus mencari penjelasan apa dan kenapa motif pelaku ini," kata dia.

Sebab, MUI bersama berbagai elemen umat Islam sudah sepakat mencegah kelompok radikal. Dan pihaknya sudah seringkali menghimbau bahwa kekerasan dan pengeboman rumah ibadah bukanlah bagian Islam.

Namun Kiai Ma'ruf mencurigai bisa jadi ada pihak lain yang bertujuan lain, "Ingin merusak nama dan citra Islam di mata masyaraka," ujarnya. Karena itu MUI berharap aparat keamanan bisa menelusuri kemungkinan motif ini. "Aparat harus menyelidiki secara tuntas apa motif pelaku dan orang dibalik pelaku ini," ujarnya. (kin/rky/lip/lan)

Lihat juga video 'Gara-Gara Klakson Berakhir Penganiayaan di Medan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO