Lesbumi Surabaya Ajak Masyarakat Teladani Sosok Cak Durasim

Lesbumi Surabaya Ajak Masyarakat Teladani Sosok Cak Durasim Aktivis Lesbumi NU Surabaya saat berziarah ke Makam Cak Durasim

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sejumlah tokoh agama, seniman dan budayawan yang tergabung dalam Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia () PCNU Kota Surabaya berziarah ke makam Seniman Ludruk, Cak Durasim, di makam umum Tembok, Jumat (24/3) kemarin.

Lebih dari satu jam para peziarah itu sambang ke makam pemrakarsa perkumpulan Ludruk Surabaya itu. Mereka membersihkan pusara, menaburkan bunga, membacakan yasin dan tahlil serta memanjatkan doa untuk tokoh seni Ludruk kelahiran Jombang tersebut.

Baca Juga: Lesbumi Tuban Bakal Berpartisipasi di MAP Festival Malaysia 2024

“Kegiatan ini kami lakukan dalam rangka peringatan hari lahir ke-55. Sebagai lembaga di bidang seni dan budaya, kami ingin memberi penghormatan kepada Cak Durasim sebagai peletak dasar kesenian tradisional di kota ini. Selain ini, Senin (27/3) nanti kami juga akan menggelar acara pertunjukan seni di kantor PCNU,” tegas Ketua PCNU Kota Surabaya, HM Hasyim Asy’ari.

Hasyim menjelaskan, kemajuan kesenian di Surabaya, terutama seni Ludruk tak lepas dari sosok Cak Durasim. Karena itu, sebagai wadah seniman dan budayawan mengaktualisasikan diri merasa perlu untuk melakukan penghormatan kepada almarhum.

Lebih dari itu, Cak Durasim adalah teladan bagi para seniman dan budayawan di . Ini tak lain karena pribadi Cak Durasim yang begitu istimewa. Sebab, selain seorang seniman, dia juga nasionalis sejati. Dia tidak hanya istiqomah melestarikan kesenian, tradisi dan budaya bangsanya. Tetapi juga gigih mempertahankan tanah airnya.

Baca Juga: Lesbumi PCNU Sidoarjo Paparkan Kebudayaan Lokal di Rakornas Yogya

“Nilai-nilai itu tergambar betul dari setiap pertunjukan seni Ludruk yang dia mainkan. Salah satu yang monumental adalah kidungan Cak Durasim berbunyi “Pagupon Omahe Doro. Melok Nipon Tambah Soro”. Kritik ini disampaikan untuk menggambarkan betapa sengsaranya rakyat Surabaya kala penjajahan Jepang,” ungkap Hasyim

Gara-gara kritik tersebut, Cak Durasim, lanjut Hasyim diseret ke dalam penjara oleh tentara Jepang. Berdasarkan catatan sejarah, di dalam penjara itu pula Cak Durasim mengalami penyiksaan oleh tentara Jepang, hingga kemudian meninggal dunia setahun setelahnya.

Itu sebabnya, bagi , Cak Durasim bukan hanya tokoh penting bagi kelestarian kesenian tradisional di Jawa Timur. Tetapi, dia juga menjadi bagian tak terpisahkan bagi perjuangan rakyat Surabaya kala melawan penjajah Jepang puluhan tahun silam.

Baca Juga: Ali Mahfudz Bangga Perankan Sosok Kiai Mas Alwi

“Pesan ini pula yang ingin kami disampaikan kepada masyarakat,” tuturnya.

Hasyim berharap, dengan meneladani sosok Cak Durasim, warga Surabaya tidak melupakan seni, tradisi dan budaya yang pernah ada di Kota Pahlawan ini. Sebab, saat ini, kesenian-kesenian tradisional mulai terkikis oleh serbuan budaya asing yang masuk. (lan/ros)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO