Khofifah Minta Perawat National Hospital yang Remas Payudara Pasien Disanksi Tegas

Khofifah Minta Perawat National Hospital yang Remas Payudara Pasien Disanksi Tegas Pasien yang mengaku payudaranya diremas-remas oleh perawat National Hospital Surabaya (kiri), dan pelaku. Foto: youtube

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketua PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Indar Parawansa menyesalkan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oknum perawat Rumah Sakit Nasional Hospital Surabaya. Video kasus pelecehan tersebut viral melalui sejumlah media sosial.

Sebelumnya, akun Twitter @Michael24007966, pada Rabu (24/1/2018) mengunggah sebuah video berdurasi 52 detik yang memerlihatkan seorang pasien menangis. Ia mengatakan jika dirinya menjadi korban pelecehan dari petugas rumah sakit.

Ia terlihat duduk di atas ranjang menangis, ditenangkan oleh dua wanita di sampingnya. Pasien tersebut meminta seorang pria yang diduga adalah pelaku untuk mengakui kesalahannya. Korban menyebut jika pelaku memegang bagian dada korban hingga beberapa kali.

Di hadapan perawat dan pegawai rumah sakit itu, si cewek ini mengadu sambil menunjuk perawat cowok yang telah melecehkannya. "Kamu pegang payudara saya, kamu remas-remas 2-3 kali. Kamu puter putingnya. Kamu ngaku?," katanya sambil menunjuk perawat cowok.

Si perawat pria itu tertunduk sambil mengaku khilaf. Ia kemudian menyalami pasien yang telah dilecehkan itu.

"Harusnya pasien mendapat perlindungan karena tengah terbaring sakit. Bukan sebaliknya mendapatkan perlakuan pelecehan yang justru diduga dilakukan oleh oknum perawat setempat. Sangat  kita sesalkan ," ungkap di Surabaya, Kamis (25/1).

berharap kasus pelecehan seksual tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari. Menurutnya, manajemen rumah sakit perlu mengawasi secara ketat aktivitas perawat saat bertugas melayani pasien misalnya melalui cctv. Dengan demikian kejadian serupa dapat dihindari.

"Kasus ini harus menjadi pembelajaran. Bukan tidak mungkin kejadian serupa juga dialami pasien lain," tuturnya.

"RS harus mengambil langkah tegas dengan memberi sanksi kepada pelaku sehingga jera. Demikian juga dengan organisasi profesi yang menaunginya seyogyanya juga memberikan sanksi tegas ," tambah dia.

Rumah Sakit, lanjut , harus mengevaluasi kembali sistem keamanan guna menjaga perlindungan setiap pasiennya. Sementara kepada korban, perlu diberikan layanan psikososial guna mengatasi rasa trauma akibat perbuatan pelaku.

Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya juga mendatangi National Hospital, Surabaya di Jalan Boulevard Family Selatan, Kamis (25/1/2018).

Sebanyak empat orang petugas masuk ke dalam lobby rumah sakit. Kedatangan Unit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya ini diduga berkaitan dengan kasus seorang pasien, yang mengupload video pelecehan seksual yang dialaminya saat mendapatkam perawatan di rumah sakit ini. (tim)

Lihat juga video 'Pria di Tulungagung Pepet Perempuan Pengendara Motor Sambil Masturbasi ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO