Hadang ISIS, Kementerian Agama Gelar Lomba Baca Kitab Kuning

Hadang ISIS, Kementerian Agama Gelar Lomba Baca Kitab Kuning Prof Dr Nur Syam. Foto kemenag.go.id

JAKARTA(BangsaOnline)Kontribusi pondok pesantren bagi bangsa sudah tidak terbantahkan. Di era penjajahan, para kiai dan santri pesantren berada di garda depan dalam perjuangan bangsa. Contohnya Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari dan KHA Wahid Hasyim. Pendiri NU dan Pesantren Tebuuireng ini dikenal sebagai pejuang kemerdekaan melawan penjajah sehingga sempat disiksa dan dipenjara.

Di awal kemerdekaan dan sampai sekarang ini, dunia pesantren terus berkiprah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Bahkan tokoh pesantren banyak yang jadi menteri dan bahkan presiden. Contohnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dikenal luas punya komitmen tinggi terhadap bangsa Indonesia.

Baca Juga: Menengok Ngabuburit ala Santri Alamatussa'adah Sampang

Dirjen Pendidikan Islam Nur Syam mengatakan, Kementerian Agama berkomitmen untuk terus mendukung dan mengoptimalkan peran pesantren dalam memperkokoh ideologi bangsa.

Salah satu bentuk komitmennya adalah dengan menggelar Musabaqah Qiraatul Kutub (MQK) secara berjenjang dari tingkat kabupaten, provinsi dan nasional.

"Event tiga tahunan ini menjadi salah satu instrumen Kementerian Agama untuk terus mengembangkan pemahaman Islam," kata Nur Syam di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (28/8).

Baca Juga: Taushiah pada Haul Kiai Zaky Ubaid, Kiai Asep Resmikan PPAI Az-Zahrah Pasuruan

Nur Syam mengakui bila tantangan untuk merongrong ideologi bangsa terus datang silih berganti. Dalam 15 tahun terakhir ini misalnya, gerakan transnasional tidak hanya mengancam tetapi juga merongrong ideologi bangsa.

Bahkan, kata dia, gerakan ini menggoyahkan keteguhan masyarakat dalam menyakini ideologi bangsa. Dengan mengusung isu pendirian negara Islam dan penyatuan negara-negara Islam.

"Kasus teraktual gerakan ini adalah munculnya Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) yang telah berhasil merekrut pengikut di negeri ini. Sebelumnya ada Ikhwanul Muslimin yang di negeri ini mengejawantah dalam beberapa organisasi dan partai politik," jelasnya.

Baca Juga: Ngabuburit, Santri Ponpes Mambaul Ma'arif Jombang Ngaji Kitab Tafsir Kuno

Dengan digelarnya Musabaqah Qiraatul Kutub (MQK) ini, diharapkan tidak hanya sekadar ajang perlombaan saja. Tetapi lebih merupakan peneguhan atas identitas Islam Indonesia yang rahmatal lilalamin. Islam yang menghargai keragaman, mengayomi dan bermanfaat untuk semuanya.

"MQK menjadi salah satu manivesto kontribusi pesantren dalam memperteguh ideologi bangsa dan meneguhkan persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-bhineka tunggal ika," tandasnya.

Perlu diketahui, Musabaqah Qiraatul Kutub (MQK) merupakan ajang mengkaji atas khazanah klasik yang termaktub dalam yang setiap hari diajarkan di pondok pesantren. Dan tahun 2014 ini, Musabaqah Qiraatul Kutub (MQK) akan digelar di Pondok Pesantren As'ad Provinsi Jambi dari tanggal 1 September-9 September 2014.Umumnya ini sangat moderat dan bijak serta fleksibel dalam merespon realitas sosial.

Baca Juga: Modus Baru Salafi-Wahabi, Gunakan Kitab Kuning Serang Amalan NU

Sumber: merdeka.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO