Ditanya resep sehatnya, nenek Marsiyem sambil tersenyum menjawab, selain hidup sehat dan rajin berolahraga, rahasianya adalah bersyukur kepada sang pencipta. "Resepnya syukur terus sama Allah. Terus setiap pagi senam," ungkap nenek Marsiyem.
Delapan tahun menunggu, nenek Marsiyem pun akhirnya mendapat kabar gembira jika ia akan berangkat haji pada 2018. Yang lebih membahagiakan, ia tergabung satu kelompok terbang (Kloter) dengan anak semata wayangnya Sri Mariaten (65) dan juga menantunya.
Menurut Sri Mariaten, semangat ibunya untuk bisa menginjakkan kaki di tanah suci memang menular kepadanya. Sehingga ia dan suaminya ikut menabung agar bisa mendaftar haji bersama nenek Marsiyem.
"Semangatnya masih luar biasa, jadi kami juga ikut semangat biar bisa naik haji bareng-bareng," kata Sri Mariaten.
Sri Mariaten menjelaskan, nenek Marsiyem tidak menyimpan uang hasil jualan bunga kenanga di Bank. Melainkan di bawah karpet di dalam kamarnya. "Itupun tidak banyak, paling sehari Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu saja. Kadang kalau gak dapat bunga, ya gak nyimpen," jelas Sri Mariaten.
Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Blitar Syaikul Munib mengatakan nenek Marsiyem merupakan salah satu calon jamaah haji tertua. Meski begitu kata Munib, tes kesehatan nenek Marsiyem menunjukkan hasil yang sangat baik.
"Kondisi kesehatanya baik, sudaj ikut test kesehatan juga sudah vaksin meningitis," jelas Syaikul Munib. (ina/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News