Ikuti Upacara HUT RI, Eks Napiter dan Kombatan di Lamongan Ikrar Cinta Indonesia

Ikuti Upacara HUT RI, Eks Napiter dan Kombatan di Lamongan Ikrar Cinta Indonesia Satu kompi mantan Napiter saat baris sebagai peserta upacara.

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 31 eks Napiter dan Kombatan yang tergabung dalam pasukan kehormatan Lingkar Perdamaian turut memeriahkan Upacara Peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan RI Tahun 2018 di Alun-Alun Lamongan, Jum’at (17/8).

Dalam upacara tersebut Bupati Fadeli bertindak sebagai inspektur upacara, sementara Ketua DPRD Debby Kurniawan sebagai pembaca teks Proklamasi.

Baca Juga: Berbagai Lomba Meriahkan Peringatan HUT Ke-79 RI di Lamongan

Anggota Paskibraka yang bertindak sebagai pengibar bendera yakni Willy Bambang dari SMAN 1 Ngimbang, Heru Krisdianto dari SMKN 1 Sambeng, dan M Farhan S dari SMAN 1 Lamongan. Sedangkan pembawa baki bendera merah putih yakni Tania Yesika W dari SMAN 1 Ngimbang.

Seusai upacara, juga diberikan remisi secara simbolis terhadap 289 napi. Dari ratusan yang mendapat remisi, sebanyak 13 napi di antaranya langsung bebas.

Selain menjadi peserta upacara, eks kombatan dan napiter yang sudah kembali ke pangkuan ibu pertiwi tersebut membacakan Ikrar Kesetiaan. Mereka dengan ikrar itu siap menjadi duta perdamaian, taat dan patuh pada kehidupan berbangsa dan bernegara, membantu dalam penanganan radikalisme dan bersama-sama aparat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca Juga: Peringati HUT ke-79 RI, Kemenag Lamongan Gelar Berbagai Lomba

Ali Fauzi yang merupakan kakak dari Amrozi tersebut seusai upacara mengungkapkan perlunya dukungan dari pemerintah baik secara moril maupun materiil bagi eks kombatan agar dapat kembali ke tengah-tengah masyarakat.

"Saya terharu dan tak kuat menahan air mata saat melihat mereka menyatakan ikrar cinta Indonesia," ujarnya. 

Perlu diketahui, Yayasan Lingkar Perdamaian didirikan oleh mantan kombatan Ali Fauzi di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro pada tanggal 29 November 2016. Yayasan itu diresmikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius.

Baca Juga: Densus 88 Anti Teror Tangkap 6 Terduga Teroris di Jatim, Salah Satunya Ustadz Azhari

Yayasan tersebut beranggotakan 43 orang, terdiri dari mantan 11 orang kombatan, mantan napi kasus terorisme (napiter) 14 orang dan 7 keluarga teroris.

Mereka bergerak di bidang control flow integrity (CFI) yaitu menumpang kombatan dan mantan napi kasus terorisme untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Yayasan ini juga berperan aktif melaksanakan kegiatan pencegahan terorisme di Indonesia.

Bertugas selaku komandan kompi Lingkar Perdamaian adalah Yoyok Edi Sucahyo. Dia pertama kali terpapar dengan ekstrimisme pada tahun 1991 sampai dengan 1994 saat berguru dengan Abu Taqi yang sekarang menjadi salah satu komandan ISIS di Syria.

Baca Juga: Ketua DPRD Lamongan Bersama PKL Kibarkan Bendera Merah Putih, Tanda Pantang Menyerah Hadapi PPKM

Kemudian pada tahun 1999-2001 bergabung bersama Iswanto bertugas menyiapkan logistik senjata dan material bom yang dikirim ke milisi Ambon dan Poso pimpinan Ali Fauzi.

Kemudian yang bertugas selaku pembaca ikrar yakni Yusuf Anis dengan nama samaran Haris, Abu Musa Yusuf Anis. Dia yang lulus SD, SMP, dan SMA di Lamongan selanjutnya melanjutkan pendidikan di Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi tamat tahun 1998.

Dia kemudian masuk akademi militer Mujahidin Afganistan yang ditamatkannya tahun 1991 dengan pangkat Duwon Brigmen atau Letnan Dua.

Baca Juga: ​Silaturahim ke Desa Tenggulun, BNPT Apresiasi Support YLP Terhadap Kombatan

Yusuf Anis saat di Jamaah Islamiyah pada tahun 1997 sampai dengan 1999 bertindak sebagai Ketua I Bagian Askari Mantiki 1 JI Malaysia, Singapura dan Wakil Hambali. Pada tahun 2000 sampai dengan 2001 menjadi Amir JI di wilayah konflik Ambon Maluku. Dan pada tahun 1991 sampai dengan 2001 senior instruktur kamp militer Mujahidin Afganistan dan Filipina. (qom/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO