Iming-iming Foto Artis Bugil, Hacker Lumpuhkan Internet Selandia Baru

Iming-iming Foto Artis Bugil, Hacker Lumpuhkan Internet Selandia Baru foto:repro dw.de


LONDON (bangsaonline) - Keingintahuan warga Selandia Baru untuk melihat foto-foto telanjang artis Hollywood dimanfaatkan para penjahat di dunia maya untuk melakukan serangan.Tak pelak, jaringan internet Selandia Baru pun lumpuh. Buruh waktu empat hari untuk menyehatkan jaringan internet.

situs dw.de memberitakan, pekan lalu, Jumat malam lalu (03/09), diyakini, sejumlah pengguna internet meng-klik berbagai links, yang mengatakan menyediakan foto-foto telanjang artis Hollywood. Namun, tanpa disadari dengan meng-klik links-links, mereka menginstal malware yang memicu serangan sehingga melumpuhkan internet seluruh Selandia Baru. Penyedia jaringan internet Spark, butuh waktu empat hari, sampai hari Minggu (07/09) untuk memperbaiki serangan cyber ini.

Foto-foto pribadi selebriti, termasuk milik Jennifer Lawrence, Avril Lavigne dan Rihana, dikabarkan diretas hacker dari akun iCloud mereka. Lewat Twitter, Spark memperingatkan user internet agar tidak membuka links yang menawarkan foto-foto itu, karena berisiko tanpa sengaja akan menginstal malware yang memicu tingginya lalu-lintas internet situs-situs luar negeri.

Sesaat sebelum serangan dimulai, spesialis keamanan komputer Trend Micro telah mengeluarkan peringatan untuk tidak membuka link yang berhubungan dengan selebriti telanjang. Para penjahat cyber tengah menargetkan mereka yang mencari foto-foto tersebut, dikatakan Trend Micro.

"Ancaman pertama yang kami temukan berasal dari Twitter, berupa tweet yang diposting dengan tagar nama salah satu korban peretasan ini – Jennifer Lawrence.“ Trend Micro menambahkan, user yang membuka link yang menawarkan video aktris dituntun untuk mengunduh video converter yang sebenarnya merupakan piranti lunak berbahaya.

Pihak berwenang Selandia Baru mengatakan belum mengetahui siapa dalang di balik serangan yang dilancarkan dari luar negeri ini. Dan malware tersebut membangkitkan serangan DoS di Eropa.

Apple Tambah Pengamanan iCloud

Apple rencanakan langkah tambahan untuk menjaga keamanan data pengguna dari serangan hacker. Langkah ini diambil setelah timbulnya skandal foto telanjang selebriti, termasuk Jennifer Lawrence.

Manager Apple Tim Cook mengatakan dalam wawancara dengan Wall Street Journal, di samping pengambilan langkah pengamanan, pihak perusahaan juga berusaha untuk mendorong pengguna agar lebih memperhatikan keamanan datanya sendiri.

Untuk itu Apple akan memberikan peringatan kepada pengguna lewat e-mail dan pemberitahuan lain, jika ada orang yang berusaha mengganti kata sandi, mengunggah ulang sebuah data iCloud ke alat baru, demikian juga jika sebuah alat digunakan untuk pertama kalinya untuk mengakses sebuah akun.

Dengan cara itu Apple berusaha mengambil gerak cepat untuk mengembalikan kepercayaan pengguna dalam sistem keamanannya, sebelum iPhone6 dilempar ke pasaran pekan depan. Cook mengatakan juga, Apple akan memperluas sistem keamanan dua faktor identifikasi, untuk mencegah gangguan di masa depan.

Untuk bisa melewati dua faktor identifikasi berarti pengguna harus mempunyai dua hal sebelum bisa mengakses akun. Itu bisa mencakup kata sandi, kode empat digit yang harus diberikan sekali saja, atau kunci akses yang panjang, yang diberikan kepada pengguna ketika pertama kali mendaftar untuk jadi pengguna layanan.

Perusahaan pembuat iPhone itu juga menyatakan, merencanakan akan secara lebih agresif mendorong orang untuk menggunakan dua faktor identifikasi dalam versi baru sistem iOS. Demikian dilaporkan lebih jauh harian Wall Street Journal.

"Cek-cok tentang penggunaan pasti nanti akan timbul, tapi apakah Anda bisa membayangkan menggunakan kartu ATM tanpa mengetik nomor pin? Itu dua faktor. Sesuatu yang Anda punya, yaitu kartu, dan sesuatu yang Anda tahu, yaitu nomor pin. Dan kita semua menggunakannya tanpa ribut," demikian dikatakan Matt Johansen dari perusahaan penjaga keamanan data WhiteHat Security.

Apple menyatakan, serangan atas akun iCloud milik selebriti diarahkan secara individual. Tidak satupun dari kasus-kasus itu diakibatkan kesalahan pada sistem keamanan Apple. Beberapa pakar keamanan menyalahkan Apple karena tidak membuat alat dan piranti lunak yang lebih mudah dijaga keamanannya lewat dua faktor identifikasi, yang perlu kode verifikasi terpisah setelah pengguna memakainya untuk pertama kali.

Para pakar juga berpendapat, Apple bisa lebih mempopulerkan opsi tersebut. Sebagian besar pengguna tidak peduli dengan langkah pengamanan karena dianggap mengganggu, kata pakar. Jadi, perusahaan pembuat ponsel itu juga ikut salah.

Layanan iCloud memungkinkan pengguna menyimpan foto dan isi lainnya, dan mengaksesnya lewat alat yang diproduksi Apple. Keamanan di "cloud" (awan) sudah jadi alasan kekhawatiran beberapa tahun belakangan ini. Tapi itu tidak mencegah orang menggunakan layanan tersebut.

Sumber: dw.de

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO