Pasien DBD di RSUD Jombang Meningkat, 7 Anak Dirawat

Pasien DBD di RSUD Jombang Meningkat, 7 Anak Dirawat Pasien penderita DBD di Ruang Seruni RSUD Jombang. foto: AAN AMRULLOH/ BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Jumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga pertengahan Januari ini meningkat. Sedikitnya ada tujuh anak yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang, Rabu (22/01/20).

Salah satunya yakni Bagus (9), pelajar kelas 5 SD asal Sumobito, yang dirawat di ruang HCU, Paviliun Seruni. Yuyun, ibu dari pasien menjelaskan, bahwa putranya sakit panas sejak Jumat (17/1) kemarin. Selanjutnya, saat diperiksakan di puskesmas setempat, kondisinya sudah lumayan parah, sehingga langsung dirujuk ke RSUD Jombang.

“Setelah panasnya tidak turun-turun, anak saya bawa ke puskesmas, kemudian dikasih rujukan ke RSUD Jombang. Mulai Selasa (21/02) kemarin,” ungkapnya, saat ditemui wartawan di ruang HCU.

Hingga pada hari kedua ini, lanjut Yuyun, selama dirawat di ruang HCU ini, kondisi putranya cukup membaik. Namun, saat ini masih mendapat perawatan intensif dari rumah sakit.

Sementara itu, Direktur RSUD Jombang, dr. Pudji Umbaran mengatakan, bahwa dalam bulan ini ada delapan pasien DBD yang dirawat di RSUD Jombang. Namun, satu pasien orang dewasa sudah membaik dan sudah diperbolehkan pulang ke rumah.

“Satu pasien orang dewasa sudah membaik dan pulang. Sedangkan tujuh anak, yang satu anak ada di ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit), artinya kondisinya agak cukup gawat, tapi masih tetap terkendali dengan pelayanan maksimal dari kita,” ucapnya.

Pudji menjelaskan, tiga pasien anak dirawat di Ruang HCU (High Care Unit) karena butuh pelayanan ketat, dan tiga anak ada di ruangan karena kondisi sudah stabil. “Alhamdulillah, sampai dengan sekarang tidak ada kasus DBD yang meninggal. Kita berharap, mudah-mudahan sampai ke depan tidak ada yang meninggal,” terangnya.

Untuk itu, Pudji meminta kepada masyarakat harus sigap terkait kondisi seperti ini, sehingga yang namanya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), harus tetap dilaksanakan.

“Satu rumah harus ada satu pemantau jentik, supaya bisa betul-betul memotong rantai penularan nyamuk Aedes aegypti terhadap kasus DBD ini,” pungkasnya. (aan/rev)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO