Patah mengaku tidak bisa melupakan jasa-jasa para leluhurnya yang telah tiada. Bahkan dirinya mengaku berdosa tidak bisa memindahkan makam leluhurnya yang terendam lumpur.
"Dengan kegiatan ini kami juga berharap pemerintah pusat atau Pak Jakowi untuk memperhatihan warga korban lumpur yang belum terbayar," jelas Patah.
Sementara itu di tempat yang sama, Titis Pujiastuti (31) warga Perumtas I yang sudah tenggelam lumpur mengaku, kedatangannya bersama keluarganya ini untuk melakukan tabur bunga dan ziarah kubur.
"Kedua orang tua kami sudah meninggal sebelum ada lumpur. Karena makam leluhur sudah tenggelam, maka kami bersama kerabat ziarah kubur di atas tanggul," pungkas Titis. (cat/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News