BangsaOnline-Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 bakal digelar pada 1 hingga 5 Agustus 2015 di Jombang. Uniknya, kini para kiai justeru dilanda kegelisahan teologis karena jam'iyah NU ditengarai diserang paham luar. Padahal pengikut jam'iah ini diperkirakan mencapai sekitar 135 juta orang. Ada tiga paham yang ditengarai gencar menyerbu warga NU dewasa ini. Yaitu Syiah, Wahabi dan Islam Liberal (Islib). Para kiai NU pun resah. Karena pondasi NU: aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) yang merupakan warisan hakiki pendiri NU Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, terancam pudar. Apalagi, menurut Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof Dr. Mustofa Ali Ya’qub, Syiah ternyata jauh lebih bahaya daripada komunisme. Benarkah? Apa buktinya? Mulai hari ini bangsaonline.com menurunkan laporan secara bersambung penetrasi tiga paham yang mengakibatkan para kiai NU dilanda keegelisahan teologis tersebut. REDAKSI
Berbeda dengan Muktamar–muktamar Nahdlatul Ulama (NU) sebelumnya yang fokus kepada isu nasional, keagamaan, program strategis dan pengembangan jamiyah serta sumber daya manusia (SDM), kali ini perhelatan akbar kaum pesantren ini justeru disibukkan dengan prolem aqidah. Banyak sekali penetrasi paham luar menyerbu jamiyah NU yang pengikutnya diperkirakan mencapai 135 juta lebih ini.
BACA JUGA:
- Khofifah Ajak Nahdliyin Implementasikan Qanun Asasi NU saat Harlah Muslimat ke-78 di Kota Batu
- Di Haul ke-34 Syaikhuna KH Anwar Nur, Khofifah Berbagi Cerita soal Jatim Berkah
- Silaturahmi ke Keluarga Pendiri NU, Mundjidah-Sumrambah Minta Restu
- Soal MLB NU, Cucu Syaikhona Kholil Bangkalan: Jangan-jangan Mereka Gak Bisa Ngaji
Karena itu wajar jika perjalanan NU selama empat tahun ini terkesan tertatih-tatih. Padahal, jika tak ada perubahan, enam bulan lagi warga NU bakal punya gawe besar yaitu Muktamar NU ke-33. Rencananya, Muktamar kali ini digelar awal Agustus 2015 di Jombang, Jawa Timur. Informasi yang dihimpun bangsaonline.com menyebutkan bahwa pembukaan Muktamar akan digelar di alun-alun kota Jombang. Sementara rapat-rapat komisi bakal dilaksanakan di beberapa pesantren besar seperti Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, dan Rejoso Jombang.
Dalam sejarah NU even Muktamar selalu meriah. Apalagi banyak warga NU yang secara sukarela menyumbangkan rezekinya sebagai amal sedekah kepada perhelatan organisasi keagamaan yang lahir 1926 itu. Bahkan ibu-ibu dan kiai-kiai di kampung banyak yang berpuasa khusus demi kesuksesan muktamar NU. “Ya, saya berpuasa semoga Muktamar NU sukses. Ini kan jam’iyah para wali,” kata seorang ibu di sebuah kampung.
Sayangnya, dibalik gegap gempita menyambut Muktamar 5 tahunan itu ternyata kini muncul kegelisahan teologis yang luar biasa di kalangan kiai. Kegelisahan para kiai itu dipicu oleh penetrasi paham keagamaan diluar Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) ke dalam NU. Yang paling dahsyat adalah serbuan Syiah, Wahabi Salafi dan Islam Liberal (Islib). Hampir semua Rais Syuriah, Ketua Tanfidziah PCNU dan PWNU - baik di Jawa maupun di luar Jawa - kini ramai menggunjing serbuan Syiah, Wahabi Salafi dan Islib itu ke dalam organisasi beraqidah Aswaja yang bertahun-tahun jadi benteng Negara Indonesia ini. “Kita sudah kecolongan,” kata Habib Yassir, Rais Syuriah PCNU Manado Sulawesi Utara kepada bangsaonline tentang penetrasi Syiah ke dalam NU.
Isu serbuan Syiah, Wahabi dan Islib ini sebenarnya bertiup sejak Muktamar NU ke-31 dan ke-32 di Solo dan Makassar. Tapi saat itu kegelisahan dan penentangan terhadap tiga paham itu hanya terbatas kepada beberapa kiai dan PCNU. Kini kegelisahan teologis dan penentangan itu sangat masif terutama setelah pemutaran video pidato Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqiel Siraj dalam seminar internasional bertema Aswaja di Asrama Haji Sukolilo Surabaya (23-26/12/2014). Seminar itu digelar Aswaja Center pimpinan KH Abdurrahman Navis, LC MHi (Wakil Ketua Tanfidziah PWNU Jawa Timur) dan dikuti para ketua PWNU se-Indonesia.
Pemutaran video itu sebenarnya diluar dugaan dan kesengajaan. Saat itu tiba-tiba ada peserta tanya soal isu penetrasi Syiah yang disebut-sebut masuk ke dalam jami’iyah NU. Nah, ketika Ustadz Idrus Romli presentasi materi Aswaja itu lalu memutar video yang berisi pidato Kang Said – panggilan Kiai Said Aqiel Siraj – yang menyampaikan orasi di depan para penganut Syiah. Di depan jamaah Syiah itu Kang Said mendoakan agar warga NU diberi hidayah sehingga mau menerima ajaran Syiah. Kang Said minta warga Syiah memaklumi kalau kini warga NU menolak Syiah. Sebab, kata Kang Said, warga NU masih bodoh. Karena itu Kang Said minta penganut Syiah sabar menghadapi sikap penolakan warga NU. Kang Said juga minta agar ritual-ritual Syiah terus digalakkan bahkan dikembangkan lebih besar dan masif.