Lagi, Relawan Gotong Royong Gelar Pelatihan Buat Sabun untuk Difabel

Lagi, Relawan Gotong Royong Gelar Pelatihan Buat Sabun untuk Difabel Koordinator RGR, Irma Yulianti (nomor 2 dari kiri) saat memandu kawan-kawan difabel yang mengikuti pelatihan cara membuat sabun cuci piring, Sabtu (12/12/2020). foto: Muji Harjita

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Untuk kesekian kalinya, Relawan Gotong Royong (RGR) Kediri Raya, menggelar pelatihan membuat sabun cuci piring untuk difabel (penyandang disabilitas). Sebelumnya, pelatihan diperuntukkan bagi penyandang disabilitas di Kabupaten Kediri. Kali ini, Sabtu (12/12) pelatihan membuat sabun cuci piring diperuntukkan bagi penyandang disabilitas di Kota Kediri.

Pelatihan bertajuk RGR Share to Skill, Bakti Sosial Untuk Ekonomi Produktif, yang digelar di Balai Kelurahan Dandangan, Kecamatan Kota Kediri itu diikuti oleh 21 penyandang disabilitas dari beberapa kelurahan di Kota Kediri.

Irma Yulianti, Koordinator RGR menjelaskan bahwa pelatihan membuat sabun cuci piring bagi kawan-kawan disabilitas ini sengaja digelar di masa pandemi, agar mereka bisa berusaha secara mandiri, karena kebanyakan mereka kehilangan penghasilan.

Kegiatan ini, lanjut Irma, hanya diikuti oleh 21 peserta saja. Hal ini untuk menjaga agar tidak terjadi kerumunan di masa pandemi. Para peserta ini di antaranya tuna rungu, tuna daksa, dan tuna wicara.

Sebelumnya, lanjut Irma, RGR sudah melakukan pelatihan serupa di wilayah Kabupaten Kediri. Namun kali ini, RGR menggelar pelatihan membuat sabun cuci di wilayah Kota Kediri bekerja sama dengan Dinas Sosial Kota Kediri.

"Harapan kami agar kawan-kawan difabel atau penyandang disabilitas, nantinya bisa berusaha sendiri dengan memproduksi sabun cuci piring. RGR sendiri akan terus memantau perkembangannya setelah pelatihan ini. Bila dirasa masih perlu pendalaman, tentu kami akan membimbing kawan-kawan sampai benar-benar bisa membuat sendiri," imbuh Irma.

Menurut dia, pelatihan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian RGR kepada kawan-kawan yang memiliki kebutuhan khusus. Diharapkan dengan pelatihan ini, perekonomian mereka bisa terbantu.

“Di masa pandemi ini, kita perlu lebih kreatif untuk membangkitkan perekonomian. Terlebih bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Pasti lebih kesulitan lagi. Dengan pelatihan ini, nanti akan terus kita pantau hingga ke packaging dan pemasarannya," imbuh Irma.

Irma mengaku terenyuh, ketika melihat semangat kawan-kawan difabel saat mengikuti pelatihan ini. "Di balik keterbatasan fisik mereka, ternyata tersimpan semangat yang luar biasa. Kami harus menahan napas dan haru, ketika Tit kami mencoba akan membantu kawan kami itu, yang kami rasa, ada kesulitan. Tapi ketika akan dibantu, ternyata tidak mau dan ingin mengerjakan sendiri," tutur Irma yang matanya tampak berkaca-kaca.

Masih menurut Irma, selain memberikan pelatihan, RGR juga memberi bahan-bahan pembuat sabun, termasuk peralatan, seperti alat pengaduk dari kayu, dan timba dari plastik. "Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dinas Sosial Kota Kediri yang telah mendukung acara pelatihan ini," kata Irma.

Sementara Zilus Kurniadi, Bagian Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Kediri, mengapresiasi kegiatan Relawan Gotong Royong. Karena dengan pelatihan membuat sabun cuci piring ini, nantinya bisa membantu para difabel untuk berusaha sendiri di tengah pandemi ini.

"Terkait dengan kegiatan yang digagas oleh teman-teman RGR, saya kira ini sangat bermanfaat dan ini luar biasa. Kenapa luar biasa, karena teman-teman RGR bisa melihat, bisa membaca situasi yang ada," kata Zilus.

"Jadi, kegiatan pelatihan membuat sabun ini sangat pas momennya. Kebetulan kondisi pandemi seperti ini, kebutuhan terhadap kebersihan untuk menjaga kesehatan sesuai dengan protokol kesehatan. Mencuci tangan menggunakan sabun, itu banyak dipraktekkan oleh masyarakat," katanya.

Zilus berharap, mudah-mudahan kegiatan ini bisa berlanjut. "Artinya tidak hanya di sini saja, tapi sampai proses packing dan pemasaran bisa terus didampingi. Dinas sosial akan terus mendukung dan melakukan pendampingan agar kegiatan ini terus berkelanjutan dan benar-benar membantu secara perekonomian," katanya

"Kami akan terus melakukan pendampingan dari pembuatannya, pengemasannya, bahkan pemasarannya. Kalau kualitas bagus, harga bersaing, pasti laku di pasaran. Tidak akan ada bedanya sabun buatan difabel atau bukan," pungkas Zilus. (uji)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO