​RGR dan SuaR Indonesia Peduli Salurkan Bantuan Kepada Dua Orang Sakit Menahun

​RGR dan SuaR Indonesia Peduli Salurkan Bantuan Kepada Dua Orang Sakit Menahun Relawan RGR dan SuaR saat mengunjungi adik Isma dan Sudarwanto yang hanya bisa terbaring lemah di atas tempat tidur sederhana. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Relawan Gotong Royong (RGR) Kediri dan SuaR (Suara Nurani) Indonesia Kediri mengunjungi rumah Isma Rosidina Huda (16) penyandang tuna daksa, dan Sudarwanto (47) penderita lumpuh dan penyakit kanker otak, di Dusun Pojok, Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Kamis (7/1/2021) sore.

Kunjungan relawan dari dua komunitas sosial berbeda tersebut bukanlah tanpa alasan. Mereka datang untuk menjenguk sekaligus menyerahkan sedikit bantuan kepada keluarga mereka. Kunjungan pertama adalah ke rumah keluarga Isma.

Isma adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara dari pasangan Nur Huda (53) dan Yeni Nuryanti (41). Isma sejak usia tiga bulan sudah menderita sakit dan belum sembuh hingga usianya mendekati 17 tahun. Bila saja Isma tumbuh normal, pastilah ia menjadi gadis cantik dan periang. Namun Isma harus menerima takdirnya. Ia harus mengalami sakit yang berkepanjangan.

Segala daya dan upaya sudah dilakukan oleh orang tua Isma. Nur Huda, ayah Isma menceritakan, anaknya sakit sejak berusia 3 bulan. Waktu itu sang putri mengalami sesak napas dan panas.

Tanda-tanda bahwa putrinya sakit semakin kuat saat Isma tidak mau minum ASI dan matanya tidak bisa berkedip. Melihat kondisi Isma kecil seperti itu, Nur Huda dan istri lalu membawa Isma ke rumah sakit di Malang.

"Ternyata sampai sekarang keadaan putri kami belum sembuh juga. Sampai sekarang pun, kami selalu membawa Isma ke Rumah Sakit di Malang untuk check up," kata Nur Huda yang bekerja sebagai penjual sayur-mayur keliling itu dan terlihat sangat tegar meski hatinya menangis.

Ditambahkan oleh Nur Huda, selain dibawa ke rumah sakit, Isma juga dibawa ke pengobatan alternatif yaitu terapi pijat syaraf.

"Sebelumnya otot-otot seperti ketarik sehingga jadi kaku. Semula tangannya juga selalu menggenggam kaku. Tapi setelah dipijat terapi, tangannya sekarang bisa membuka," pungkas Nur Huda seraya menyampaikan ucapan terima kasih kepada RGR dan SuaR, serta pihak lain yang telah rela memberikan bantuan untuk kesembuhan Isma.

Usai dari rumah Isma, kunjungan relawan RGR dan SuaR dilanjutkan ke rumah Sudarwanto yang masih satu dusun. Sudarwanto adalah penderita lumpuh dan kanker otak sejak setahun terakhir ini. Pria dengan 3 orang putra itu kini hanya bisa terbaring lemah di tempat tidurnya yang sederhana.

Sehari-hari ia hanya bisa mengandalkan Anik Irwati (40), istrinya yang bekerja sebagai buruh pembuatan krupuk upil di desanya.

Budiman, rekan Sudarwanto menjelaskan, temannya itu sebelumnya bekerja di proyek bangunan. "Seharusnya ia dirujuk ke rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya pada bulan Februari 2020 lalu. Tetapi karena keterbatasan ekonomi, akhirnya hingga kini hanya dirawat di rumah saja," kata Budiman.

Menurut Budiman, setelah sakit, Sudarwanto tidak bisa beraktivitas sama sekali. Penyakit yang diderita informasinya adalah penyempitan syaraf akut. Saat ini untuk ekonomi keluarga hanya ditopang oleh istrinya yang bekerja sebgai butuh pembuatan krupuk.

"Selama ini keluarga Sudarwanto mendapat bantuan PKH dan anak-anaknya menerima bantuan Program Indonesia Pintar (PIP)," tutup Budiman.

Koordinator RGR, Irma Yulianti mengatakan, bahwa ia dan relawan lainnya terketuk ketika mendapat informasi ada dua penderita sakit menahun yang saat ini hanya bisa terbaring lemah di Dusun Pojok, Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan itu.

"Sedih rasanya melihat keduanya yang hanya bisa terbaring lemah seperti itu. Semoga saja bantuan yang hanya sedikit ini bisa sedikit meringankan beban keluarga," kata Irma lirih.

Hal senada juga disampaikan oleh Sanusi, Direktur SuaR Indonesia. Dirinya hanya bisa trenyuh melihat langsung adik Isma dan Sudarwanto yang hanya bisa terbaring. "Kami berharap ada uluran tangan dari pemerintah agar kondisi Adik Isma dan Mas Sudarwanto bisa lebih baik," ujar Sanusi. (uji/ns)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO