Cerita Korban Banjir Bandang di Jombang: Saat Salat, Tiba-Tiba Terdengar Suara Seperti Gemuruh Ombak

Cerita Korban Banjir Bandang di Jombang: Saat Salat, Tiba-Tiba Terdengar Suara Seperti Gemuruh Ombak Kondisi rumah warga pasca-diterjang banjir bandang. (foto: AAN AMRULLOH/ BANGSAONLINE)

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Banjir bandang yang menerjang Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang pada Senin (1/2/2021) malam, memorakporandakan puluhan rumah warga.

Menurut penuturan Muzahidin (37), Warga Dusun Banjaragung yang rumahnya terkena aliran banjir bandang, dirinya bersama keluarganya saat itu sedang menjalankan ibadah Salat Magrib. Tiba-tiba terdengar suara seperti gemuruh ombak. Tak lama kemudian air sudah menggenangi rumahnya.

"Saat itu kan hujan sedang, namun listrik padam. Nah, usai salat terdengar suara seperti air besar kayak ombak gitu dari belakang rumah. Saya sempat penasaran itu suara apa, lah kok tiba-tiba air datang dengan cepat bercampur lumpur dan material kayu menerjang rumah. Saya langsung berlari keluar menyelamatkan diri dan keluarga," tuturnya saat ditemui wartawan, Selasa (2/2/2021) kemarin.

"Warga lainnya juga langsung lari ke tempat yang aman tanpa bisa menyelamatkan barang berharganya. Lha wong airnya besar hingga mencapai seleher saya (1,5 meter). Jadi seperti perabotan elektronik, meja kursi, kasur, lemari, uang, dan pakaian tak terselamatkan," imbuhnya.

Tak hanya rumahnya, lanjut Muzahidin, delapan rumah lainnya yang berada satu gang dengannya juga ikut tersapu air bah. Sebab, jarak dengan sungai cukup dekat. "Di sini ada sekitar delapan rumah yang terkena banjir bandang, satu rumah sampai roboh dan lainnya hancur di bagian dinding saja," terangnya.

Warga lainnya, Suwiyanto (60), yang rumahnya roboh karena terjangan banjir bandang bercampur lumpur mengatakan, saat air datang dirinya di dalam rumah bersama istrinya yang tak bisa berjalan. Melihat peristiwa itu, dia langsung lari dan berteriak kepada warga lainnya untuk menyelamatkan istrinya.

"Saya bingung karena istri saya kan tidak bisa jalan, jadi saya hanya berteriak dan Alhamdulillah ada yang menggendong istri saya keluar rumah sebelum roboh. Karena air bercampur lumpur jadi lari pun sangat susah, pokoknya ngeri," ungkapnya.

"Setelah air surut sekitar satu setengah jam, saya balik ke rumah dan ternyata rumah sudah roboh. Jalan menuju rumah juga dipenuhi lumpur setebal sekitar 15 centimeter. Saya hanya pasrah, uang serta pakaian saya sudah tidak bisa dipakai," pungkasnya.

Sebelumnya, banjir bandang yang terjadi di Desa Banjaragung tersebut juga menghancurkan empat jembatan dan sekitar 75 rumah warga. Dua jembatan hancur hingga memutus akses jalan, sementara sekitar 15 rumah warga rusak berat.

Saat ini, warga berharap ada perhatian dan bantuan dari pemerintah serta pihak terkait lainnya. Para korban banjir pun belum bisa menempati rumahnya dan masih mengungsi di tetangga serta sanak keluarganya. (aan/zar)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO