JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Ketidakpuasan terhadap Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) A Muhaimin Iskandar (Cak Imin) meluas. Para pengurus PKB di berbagai daerah menganggap Cak Imin memberangus musyawarah dan demokrasi di partai yang didirikan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur dan para kiai pada 23 Juli 1998 itu.
“Saya meminta para petinggi PKB segera mengambil alih kepemimpinan nasional dengan menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) untuk menyelamatkan partai yang didirikan oleh Gus Dur ini,” ujar Ketua DPC PKB Pesawaran 2016-2021, Matrohupi, Selasa (9/3).
Ia mengirimkan surat terbuka kepada Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. “Saya dengan sangat sadar membuat Surat Terbuka demi mengembalikan marwah PKB ini,” kata Matrohupi.
Ia mengaku kecewa terhadap pelaksanaan Muscab serentak yang serba ditunjuk dan ditentukan DPP PKB. “Di dalam surat tersebut sudah saya ceritakan secara detail terkait pelanggaran yang dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif yang dilakukan hampir di seluruh DPC Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung,” kata Matrohupi dilansir rmollampung.id.
(Matrohupi)
Menurut dia, DPP dan DPW PKB Lampung sudah mengabaikan demokrasi. “Tidak mementingkan demokrasi dan nilai dasar serta tindakan arogan dan terkesan seenaknya yang dilakukan Ketua DPW PKB Lampung, Chusnunia Chalim (Nunik) terhadap sebagian besar DPC PKB itu merupakan upaya untuk menghancurkan PKB dari dalam,” kata Matrohupi.
Chusnunia Chalim (Nunik) selain Ketua PKB Lampung juga Wakil Gubernur Lampung yang beberapa hari lalu dihadirkan sebagai saksi dalam sidang kasus korupsi Bupati Lampung Tengah Mustafa. Dalam sidang suap itu nama Cak Imin disebut menerima Rp 40 miliar. Para pengurus PKB, baik tingkat kabupaten maupun kecamatan banyak yang kecewa terhadap Nunik.
(Para pengurus PAC PKB demo di kantor DPW PKB Provinsi Lampung)
Selain Lampung, PKB Sragen Jawa Tengah juga kisruh. Sebanyak 17 Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membakar undangan musyawarah cabang (muscab) di kantor DPC PKB Sragen, Selasa (9/3/2021).
“Kami mewakili seluruh pengurus di DPAC se-Kabupaten Sragen bahwa kemarin sudah melaksanakan Muscab, kami semua menyatakan menolak hasil Muscab tersebut,” kata Ketua DPAC Kecamatan Ngrampal Rahmad.
Saat melakukan aksi bakar undangan itu, mereka membawa lembaran kertas bertuliskan “PKB Sragen berduka” sembari meneriakkan: tolak muscab.
Menurut Rahmad, nama-nama yang keluar dalam struktur kepengurusan yang baru hasil Muscab tidak sesuai dengan aspirasi DPAC. “Ini malah nama-nama yang telah diajukan DPAC justru sama sekali tidak direspons,” timpalnya.
Ketua DPAC Kecamatan Masaran Faizin juga mengatakan, PKB di Sragen sudah kehilangan etika organisasi dalam memilih struktur kepemimpinan. Menurut dia, proses pemilihannya jauh dari demokrasi dan transparansi. Bahwa PKB tidak menghargai DPAC dalam menentukan kepimpinan.