Menurut dia, para PKL seringkali merasa iri dengan adanya minimarket di kawasan SLG yang bisa leluasa berjualan dari pagi sampai malam. Ia menuturkan, barang yang dijual di sana tak jauh beda dengan barang yang diperdagangkan oleh PKL.
"Sebenarnya kami tidak keberatan, tapi tolong kami juga diperbolehkan untuk berjualan seperti mereka (minimarket)," tuturnya.
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, saat memberi keterangan kepada wartawan. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE
Menanggapi aksi PKL di kawasan SLG, Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, angkat bicara. Menurutnya, membuka kembali sentra PKL kawasan SLG bukan perkara mudah.
"Ini bukan persoalan hanya sekadar membuka dan menutup. Kalau kita buka, lalu timbul kerumunan risikonya adalah kita bubarkan. (Karena) itu sudah menjadi peraturan pemerintah pusat," ujarnya.
Namun, pihaknya berjanji akan menggelar rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait, terutama Satgas Covid-19 Kabupaten Kediri. Menurut dia, sistem buka-tutup bakal diberlakukan.
"Jadi mungkin kalau di dalam sudah full atau di dalam dirasa kapasitas sudah 25 sampai 50 persen, kita akan tutup jalannya. Akan kita mulai untuk uji coba dibuka secepatnya," tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Satgas Covid-19 Kabupaten Kediri, Slamet Turmudi, yang menemui para PKL di depan Indomaret SLG, mengabarkan bahwa uji coba pembukaan kawasan SLG akan dimulai tanggal 22 Oktober 2021. Penerapan protokol kesehatan yang ketat bakal diterapkan dalam uji coba tersebut.
Namun, kabar tersebut tidak serta merta bisa diterima oleh massa aksi. Mereka tetap menuntut untuk bisa berjualan saat ini juga. Jika tidak boleh, massa meminta minimaret yang berada di kawasan SLG juga ditutup. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News