"Di sini banyak anak-anak yang sudah kita fasilitasi, baik untuk mondoknya maupun sekolahnya, gratis semuanya," terang bupati.
Selain mondok di pesantren, BRM dan AR juga tetap melanjutkan sekolahnya. BRM kini menjadi Siswa Madrasah Aliyah (MA) Unggulan Abdul Wahab Hasbullah, sementara AR kini menjadi Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang.
Dikatakan Mundjidah, bahwa pendidikan kedua anak yatim korban Covid-19 dari Mojowarno itu secara cuma-cuma alias gratis. Bahkan hingga jenjang pendidikan perguruan tinggi.
"Bisa (sampai perguruan tinggi) tetap di sini. Banyak di sini yang sarjana dan jadi ustadz," tegasnya.
Bu Mun menambahkan, jika masih ada anak-anak yatim korban Covid-19 di Kabupaten Jombang, pihaknya mengaku masih bisa menerima mereka menjadi santri.
"Kami bisa menerima di sini, dan semua pengasuh pondok di sini mau menerima semuanya. Jadi seperti di sini satu ribath menerima, kita ada 40-an (ribath)," tukasnya.
Di lokasi yang sama, Mohammad Rukin, Pakde dari BRM dan AR menuturkan, pihak keluarga menyambut baik tawaran dari Bupati Mundjidah Wahab yang memberikan jaminan pendidikan, baik di pondok maupun di MA dan MTs secara gratis bagi kedua keponakannya itu.
"Alhamdulillah ada tawaran dari Ibu Bupati, jadi anaknya (BRM dan AR) sudah siap. Saya berterima kasih kepada Ibu Bupati, sudah sangat-sangat membantu anak-anak ini," pungkasnya. (aan/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News