"Kegiatan operasi pasar ini akan terus kami lakukan, baik di lingkungan sekitar perusahaan maupun di desa-desa bekerjasama dengan pemerintah daerah maupun provinsi," imbuhnya.
Ridwan berharap melalui operasi pasar ini fenomena panic bunying yang saat ini tengah terjadi bisa segera normal. Sehingga masyarakat tidak perlu membeli minyak goreng dalam jumlah banyak yang justru akan membuat warga lain tidak kebagian.
"Dalam melakukan operasi pasar ini sama sekali tidak mempengaruhi suplai kami ke pasar ritel," jelasnya.
General Affair PT Wilmar Nabati Indonesia, Andy Mahmud menambahkan, demi tertibnya kegiatan bazar minyak goreng satu harga ini setiap warga hanya boleh membeli dua liter minyak goreng. Selain itu pembeli juga diwajibkan membawa KTP untuk di data identitasnya.
"Kami melakukan screaning kepada pembeli agar tidak ada yang membeli lebih. Sehingga semua bisa kebagian," kata Andy.
Di samping itu, pihaknya juga melakukan penerapan protokol kesehatan yang ketat bagi setiap pembeli yang datang. Di antaranya, mengecek suhu tubuh, menyemprotkan hand sanitizer, mengatur tempat duduk agar berjarak dan mewajibkan penggunaan masker.
"Wilmar tidak akan berhenti di sini saja, bersama pemerintah kami akan terus keliling dan mengurai permasalahan tingginya harga minyak goreng," pungkasnya. (hud/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News