GRESIK, BANGSAONLINE.com - Masyarakat pengguna parkir tepi jalan umum (TJU) di Kabupaten Gresik mengeluh karena banyak juru parkir (Jukir) yang tidak tertib. Mereka menempati tempat parkir elektronik (e-parkir) yang mana pembayarannya dilakukan dengan sistem non-tunai melalui QRIS dengan cara pemindaian kode batang (scan barcode).
Jukir di sana tetap menarik pembayaran tunai dan pengguna parkir tidak diberi karcis. Bahkan, tarikan parkir di TJU banyak yang melebihi ketentuan peraturan daerah (perda), ada yang meminta Rp3 ribu dan Rp5 ribu tanpa karcis secara terang-terangan.
BACA JUGA:
- DPRD Gresik Gelar Paripurna Usulan Pimpinan Definitif, Pembentukan Fraksi, dan Rancangan Tatib
- DPRD Gresik Jadwalkan Paripurna Penetapan 4 Pimpinan Definitif
- Anggota Fraksi PDIP DPRD Gresik Dilarang Gadaikan SK untuk Pinjam Uang di Bank
- PKB Tunjuk Syahrul Jadi Ketua DPRD Gresik, Tinggal SK PDIP yang Belum Turun
"Kok jukir tetap narik tunai, bukan nontunai. Dikasih Rp2 ribu nggak mau, katanya kurang. minta Rp3 ribu," ucap salah satu warga, Talitha, kepada BANGSAONLINE.com, Minggu (22/5/2022).
"Saat saya bayar parkir, sempat saya tanyakan kok tidak pakai non-tunai melalui QRIS? Kan ada barcodenya (dikalungkan di leher si jukir). Tapi tetap nggak minta scan barcode, Kebetulan waktu itu barcode yang dipakai jukir terjatuh. Terus saya bilang, itu jatuh barcodenya," paparnya menambahkan.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Gresik, Asroin Widyana, mengaku banyak menerima informasi dari masyarakat terkait hal tersebut. Ia menuturkan, jukir di titik-titik e-parkir tetap menerapkan parkir tunai.
"Saya juga berkali-kali parkir di tepi jalan umum seperti di Gresik Kota Baru (GKB) juga ditarik tunai. Jukir bisa jadi masih kesulitan dengan sistem itu atau faktor lain," kata Asroin.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang membuat jukir tetap menerapkan model parkir tunai di tempat parkir tepi jalan umum dan telah ditentukan sebagai parkir non-tunai dengan sistem QRIS. Di antarnya, karena terbentur SDM, banyak jukir yang belum faham, dan masyarakat juga banyak belum faham lantaran masih minimnya sosialisasi.