Di sisi lain, Zia'ul Haq dari Gerindra menyinggung potensi lawan bumbung kosong dalam Pilkada Malang. Ia menekankan pentingnya kebijakan yang populer dan mendukung masyarakat miskin.
"UHC bagus, tapi harus benar-benar untuk yang miskin agar APBD tidak jebol," paparnya.
Sedangkan Amarta Faza dari Nasdem menyatakan bahwa menyelesaikan semua masalah di Kabupaten Malang yang berpenduduk sekitar 2,6 juta orang adalah tantangan besar.
"Harapan partai, pemimpin selanjutnya dapat fokus pada beberapa permasalahan inti untuk efisiensi kebijakan," ungkapnya.
Adapun Kuncoro dari PKB membahas kekuatan APBD dalam Pemerintahan Kabupaten Malang yang menurutnya masih jauh dari cukup.
"Idealnya, APBD Kabupaten Malang seharusnya di angka Rp10 triliun untuk mendukung pembangunan dan kemakmuran," ujarnya.
Terkait kondisi politik jelang Pilkada Malang, Kuncoro mengatakan masih dinamis. Menurutnya, politik adalah seni kemungkinan, sehingga berbagai skenario, termasuk petahana tanpa rekom atau bumbung kosong, bisa saja terjadi.
Diskusi ini menunjukkan betapa dinamisnya politik lokal di Kabupaten Malang menjelang Pilkada 2024, dengan berbagai pandangan dan strategi dari masing-masing partai untuk memenangkan kontestasi tersebut. (dad/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News