KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Penjabat (Pj) Wali Kota Kediri, Zanariah memberikan arahan sekaligus Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal untuk Generasi Muda di Sumber Banteng, Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kamis (20/6/2024).
Dalam kegiatan ini, diikuti oleh anggota Karang Taruna se-Kota Kediri, dan narasumber dari Bea Cukai, Kejaksaan Negeri, dan Polres Kediri Kota.
BACA JUGA:
- Dinas Pendidikan Kota Kediri Gelar Rakor Pengentasan Anak Tidak Sekolah
- Diduga dari Puntung Rokok, Sebuah Rumah dari Bambu dan Triplek di Kediri Hangus Terbakar
- Pasutri di Kota Kediri Dikeroyok Segerombolan Pemuda, Kok Bisa?
- Kejar Target Pelaporan Akun SIINAS, Pemkot Kediri Gelar Bimtek dan Pendampingan ke Pelaku Usaha
"Terima kasih dan apresiasi kepada seluruh karang taruna Kota Kediri yang terus berupaya menghadirkan kegiatan positif. Khususnya bagi muda-mudi di lingkungannya," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Zanariah mengungkapkan keberadaan karang taruna diyakini dapat menjadi jembatan komunikasi anak muda, terkait informasi dan kebijakan terkini pemerintah. Sebeb, karang taruna sendiri dari faktor usia dan gaya komunikasi yang se-frekuensi.
Hal tersebut, lanjutnya, menjadi salah satu alasan tahun ini karang taruna dilibatkan dalam sosialisasi gempur rokok ilegal. Harapannya, agar karang taruna dapat memberikan informasi tersebut, di lingkungan masing-masing. Sehingga terbentuk kesadaran sikap dan perubahan perilaku secara kolektif terhadap penggunaan rokok ilegal.
"Sebelumnya setiap tahun kami terus memberikan sosialisasi gempur rokok ilegal pada seluruh elemen masyarakat. Baik itu pelaku usaha kelontong, Linmas, bahkan mahasiswa," ungkapnya.
Lebih lanjut, Pj Wali Kota Kediri menyebutkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi perokok aktif di Indonesia tahun 2023, meningkat mencapai 70 juta orang dengan 7,4 persen diantaranya, perokok usia 10-18 tahun. Lebih spesifik lagi, data dari BPS bahwa perokok di Jawa Timur, berusia lebih dari sama dengan 15 tahun sebanyak 28,83%.
"Dengan usia kalangan pelajar dan rerata belum berpenghasilan sendiri anak-anak ini seringkali menjadi target pasar rokok ilegal yang harganya murah. Bahayanya adalah kandungan yang terdapat dalam rokok ilegal seringkali tidak terukur dan tidak sesuai ambang batas yang telah diatur. Sehingga ancaman pada kesehatan juga semakin meningkat," jelasnya.
Klik Berita Selanjutnya