SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Nico Ainul Yakin, mantan Ketua PKC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur, pernah menjadi orang dekat RKH Fuad Amin. Ia sering dipanggil ke Pondopo Bangkalan Madura saat Ra Fuad - panggilan RKH Fuad Amin - jadi bupati. Bahkan Nico inilah yang pernah menulis buku tentang Syaikhona Kholil Bangkalan tapi diatasnamakan Fuad Amin.
Nico yang kini jadi pengurus Nasdem Jawa Timur dan pernah jadi calon wakil bupati Nganjuk itu menulis kenangannya secara bersambung tentang Ra Fuad yang kocak. Inilah lanjutan tulisannya untuk pembaca BANGSAONLINE:
BACA JUGA:
- Kenapa Prabowo Tak Pernah Mau Gandeng Cawapres Kader NU
- Bagikan 500 Sertifikat Tanah Warga Bangkalan, Wakil Kepala BPN Minta Kades Bantu Urus Administrasi
- Bupati Bangkalan Non-Aktif Divonis 9 Tahun Penjara dan Denda Rp300 Juta
- Begini Penjelasan Ayu Khoirunita, Istri Muda Bupati Bangkalan yang Mundur dari Saksi Kasus Korupsi
Pada Pilpres 2014 silam, Ra Fuad menjadi Ketua Tim Pemenangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Rajasa di Jatim. Dia membentuk organ pemenangan bernama "Jawa Timur Bangkit".
Salah satu fokus garapannya adalah penggalangan kiai-kiai pesantren. Namun ia mengalami kendala berat. Sebab calon wakil presidennya adalah kader Muhammadiyah. Yaitu Hatta Rajasa. Padahal Jawa Timur, terutama Madura, adalah basis utama NU. Dan semua orang sudah tahu kalau Hatta Rajasa yang saat itu ketua umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) adalah tokoh Muhammadiyah.
Dalam beberapa hari Ra Fuad memeras otak, mencari cara yang efektif & efisien untuk sosialisasi di kalangan kiai-kiai NU.
Singkat cerita, muncullah ide menerbitkan buku yang menjelaskan tentang sisi keislaman Hatta Rajasa.
Ra Fuad kemudian memanggil orang dekatnya yang punya bakat menulis. Yaitu seorang aktivis mahasiswa yang tinggal di Surabaya. "Tolong saya dibuatkan buku yang menguraikan bahwa Hatta Rajasa itu NU," pinta Ra Fuad.
“Bukannya Pak Hatta itu Muhammadiyah kiai?," tanya si penulis.
”Justru itu, kamu harus bisa menjelaskan di buku bahwa Pak Hatta adalah NU," desak Ra Fuad kepada penulis. Kalau kiai-kiai tahu pak Hatta bukan NU, masyarakat gak ada yang milih," ungkap Ra Fuad meyakinkan penulis.