​Kiai Asep Segera Dirikan Universitas Islam Internasional Gratis Sepanjang Dua Kilo Meter

​Kiai Asep Segera Dirikan Universitas Islam Internasional Gratis Sepanjang Dua Kilo Meter Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA (mengangkat tangan) didampingi Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dan Syaikh Barkawi dari Unviersitas Al Azhar Mesir beserta para kiai saat acara peletakan batu pertama masjid kampus Institut KH Abdul Chalim di Pacet Mojokerto, Selasa (22/10/2019). foto: BANGSAONLINE.com

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA mengaku prihatin terhadap kondisi pendiddikan di Indonesia. Sebab, meski Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah penduduk 261.890.900 penduduk mayoritas muslim, tapi hingga sekarang belum memiliki perguruan tinggi bertaraf dunia yang menjadi rujukan internasional. Padahal negara kecil seperti Yaman yang penduduknya sekitar 23 juta jiwa memiliki banyak perguruan tinggi internasional.

“Yaman saja punya dan bisa menggratiskan mahasiswa dari seluruh dunia,” kata pengasuh Pondok Pesantren (PP) Surabaya dan Pacet Mojokoerto itu saat peletakan batu pertama pembangunan kampus Institut KH Abdul Chalim Pacet, Mojokerto Selasa malam (22/10/2019). 

Dalam acara itu hadir Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dan Syaikh Barkawi dari Al-Azhar Mesir yang tugas mengajar di PP beserta para kiai yang tergabung dalam Jaringan Kiai-Santri Nasional (JKSN).Hadir juga Ketua Umum JKSN Muhammad Roziqi. 

Karena itu Kiai Asep yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu merasa terpanggil untuk mendirikan perguruan tinggi Islam internasional yang bisa menggratiskan mahasiwa dari seluruh dunia. “Mohon doanya, saya akan membangun universitas Islam internasional sepanjang dua kilo meter dan gratis,” kata Kiai Asep yang putra kiai salah satu pendiri NU KH Abdul Chalim.

Kiai Asep mengaku sudah menyiapkan lahan yang membentang dari Pondok Pesantren sampai ke lokasi Institut KH Abdul Chalim. Lahan tanah itu memanjang di atas perbukitan sehingga bangunan universitas Islam Internasional itu bakal asri dan sejuk dengan latar belakang pegunungan yang indah.

Kiai Asep mengaku sudah merintis obsesi besarnya itu. “Sekarang di Institut KH Abdul Chalim sudah ada mahasiswa dari 8 negara yang kuliahnya gratis,” kata kiai yang terkenal kaya raya. Cikal bakal mahasiswa dari beberapa negara itu akan dikembangkan menjadi 30 negara dalam waktu dekat.

Bahkan kepada BANGSAONLINE.com Kiai Asep mengaku akan segera melakukan perjalanan ke beberapa negara Timur Tengah yang memiliki universitas maju dan menggratiskan mahasiswa secara internasional. Tour pendidikan itu akan ia lakukan untuk membangun jaringan sekaligus memperkokoh kemitraan yang sudah dibangun selama ini.

Al-Azhar Mesir selama ini sudah ada kerja sama dengan Amanatul Ummah. Begitu juga negara-negara lain. Nanti kita akan ke Yaman, Mesir, Maroko dan negara-negara lain,” kata Kiai Asep.

Lalu dari mana biayanya Pak Kiai? “Semua biaya dari usaha saya sendiri. Mohon maaf, saya tak mau dan tidak berharap bantuan dari pemerintah,” katanya. Bahkan ia mengaku “tersinggung” jika dibantu pemerintah. “Istri saya selalu minta saya mengembalikan uang sumbangan dari pemerintah,” kata Kiai Asep sembari tertawa.

Ia menceritakan bahwa Institut KH Abdul Chalim yang kini dipimpin menantunya, Dr Muhiburrahman juga merugi tiap bulannya. Menurut dia,dana operasional Institut KH Abdul Cahlim mencapai Rp 1 miliar per bulan. Dari jumlah itu, Rp 300 juta untuk makan para mahasiswa. Dan semua biaya itu ditanggung kantong pribadi Kiai Asep.

Karena itu ia terus membangun usaha. Di antaranya perusahaan kemasan air mineral dan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) ) yang diresmikan Menteri ESDM Ignasius Jonan pada Juli 2019 lalu.

“Saya masih akan mau buka 5 SPPBE lagi,” katanya. Saat peresmian SPPBE Menteri Jonan sempat menantang Kiai Asep untuk mendirikan 4 SPPBE. Menurut Jonan, keuntungan satu SPBBE Rp 200 juta tiap bulan. Karena itu, kata Jonan, Kiai Asep perlu membangun empat SPPBE lagi.

Menurut Kiai Asep, keuntungan usahanya, terutama SPPBE, sepenuhnya untuk biaya Institut Abdul Chalim. “Semua keuntungan SPPBE itu untuk biaya operasional Institut yang nanti akan jadi unversitas,” kata mantan ketua PCNU Kota Surabaya itu.

Kiai Asep memang terkenal sebagai ulama mandiri dan independen dalam ekonomi. Ia juga terkenal dermawan yang punya tradisi bersedekah. (MMA)

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO