Di kesempatan itu, Khofifah memaparkan hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan juga data dari Kementerian Agama. Bahwa toleransi dan juga politisasi SARA menjadi dua hal utama yang harus diantisipasi jelang Pilkada serentak di seluruh daerah di Indonesia termasuk Jawa Timur.
“Masalah toleransi, potensi gesekan karena politisasi SARA menjadi dua hal yang harus diperhatikan kita semua. Jangan sampai dua hal ini menjadi permasalahan yang bisa menganggu persaudaraan dan persatuan kita. Sebaliknya, toleransi harus terus dipupuk dan dikuatkan, persaudaraan antar golongan, antar umat beragama serta antar suku harus terus dijaga. Partai Golkar dan juga partai politik yang lain, kami harapkan menjadi bagian yang terus bersinergi mewujudkan tujuan bersama ini,” ucap mantan Menteri Sosial ini.
Sebab, salah satu kemajuan perekonomian dimanapun sangat dipengaruhi oleh faktor kondusifitas. Keberadaan Partai Golkar yang memiliki perjalanan dan kiprah politik yang cukup panjang tentunya memiliki pengaruh besar bagi kehidupan masyarakat hingga akar rumput.
"Golkar punya tugas dan peran menjaga harmoni dan toleransi beragama di Indonesia khususnya di Jawa Timur, sehingga kondusivitas dan kohesivitas di Jatim bisa terus terjaga. Dan ini bisa terwujud jika kita semua bisa bergandengan tangan menjaga harmoni dan toleransi," pungkas Khofifah.
Musyawarah Daerah X Partai Golkar Jatim Tahun 2020, juga dihadiri beberapa tokoh nasional Golkar diantaranya Akbar Tanjung dan Nurul Arifin. Pelaksanaannya diselenggarakan 5 - 7 Maret 2020 dengan peserta sebanyak 350 kader dari seluruh Jatim. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News