“Ada salah satu hadist yang berbunyi, apabila engkau hendak mendapatkan kebaikan, maka ikutilah tuntunan agama, tapi menggunakan akal sebagai pertimbangan. Sehingga ada ungkapan, laa dina liman laa aqla lah. Tidak sempurna agama seseorang, kalau tidak menggunakan akalnya dalam menghayati ajaran-ajaran al-Quran,” kata Alwi Shihab yang secara garis nasab masih keturunan Rasulullah SAW tapi enggan dipanggil Habib itu.
Alwi mengatakan para tokoh utama dan ulama di Mesir sudah memberi fatwa. Mereka memperbolehkan meninggalkan salat Jumat untuk menghindari penularan virus corona. Adik kandung Prof Dr Quraisy Shihab itu juga mengajak masyarakat agar mencermati kembali peristiwa wabah penyakit yang pernah menimpa masyarakat pada era Rasulllah SAW. Menurut dia, saat itu Rasulullah SAW minta masyarakat agar tidak bepergian ke wilayah yang sedang terserang wabah. Begitu juga sebaliknya. Rasulullah SAW minta agar masyarakat yang berada di wilayah wabah itu jangan sampai keluar dari wilayah tersebut agar virusnya tak menyebar.
Menurut Alwi, peristiwa pada zaman Nabi Muhammad itu bisa dianalogikan dengan anjuran pemerintah saat ini agar menghindari kerumunan dan lebih banyak berada di rumah. Karena, sudah banyak sekali korban di Cina, Italia, Iran, dan negara-negara lain.
Alwi juga mengingatkan kasus aktual yang terjadi di Mesir tiga hari lalu. Menurut Alwi, ada seorang guru bernama Muhammad Salim di Mesir. Guru tersebut, kata Alwi, selama ini selalu menyatakan, kita tak perlu takut kepada virus corona. Virus itu akan hilang sendiri. Kita harus takut kepada Allah SWT.
Tapi apa yang terjadi kemudian? Ternyata Muhammad Salim itu mati terserang virus corona. Bahkan anaknya juga ikut tertular. Peristiwa ini, tutur Alwi, sekarang menjadi berita besar di Mesir.
“Maka itu, di Mesir sekarang (peristiwa) itu menjadi pelajaran, hendaknya kita menghindarkan diri dari malapetaka. Jangan sampai ikut bersama orang-orang yang tidak menggunakan nalarnya, tidak menggunakan akal sehatnya,” tegas Menlu RI para era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu. (m mas’ud adnan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News