BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Aksi demo menolak Omnibus Law di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) berlangsung kondusif. Meski aksi tersebut sempat diwarnai pelemparan batu dan botol minuman ke arah petugas.
Aksi demo yang digelar sejak pagi ini menuntut penolakan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja yang telah disahkan oleh DPR RI. Langkah DPR RI mengesahkan Omnibus Law yang diusulkan pemerintah pusat dianggap telah mencederai nasib para buruh.
BACA JUGA:
- Mahasiswa UTM Ajak Masyarakat Siaga Meski RUU Pilkada Dibatalkan: DPR RI dan Jokowi Bisa Bermanuver
- May Day, Ribuan Buruh Asal Sidoarjo Bergerak ke Surabaya, Ini Tuntutannya
- Tak Terima Rumahnya Jadi Tempat Parkir, Warga Banyuwangi Bacok Tetangganya saat Tahlilan
- May Day Situbondo, Ini 5 Tuntutan Buruh yang Anggap Pemkab Tak Efektif
Ribuan massa yang terdiri dari gabungan mahasiswa dari beberapa universitas, pelajar, dan elemen masyarakat di Banyuwangi turut mendukung buruh dan terjun ke lapangan untuk menyampaikan orasi.
Peserta aksi mulai bergerak meninggalkan lokasi demo sekitar pukul 13.00 WIB,. Mereka berangsur pulang setelah tuntutan pendemo untuk menolak Omnibus Law ditandatangani oleh pimpinan DPRD Banyuwangi.
"Tadi kita menandatangani aspirasi dari tuntutan saudara-saudara kita, untuk diteruskan ke pemerintah pusat. Salah satunya menolak Omnibus Law," kata Ketua DPRD Banyuwangi I Made Cahyana Negara kepada wartawan usai menemui dan berdialog dengan ribuan peserta demonstran.
"Silakan saja menyampaikan aspirasi karena memang dilindungi undang-undang. Akan tetapi harus dilaksanakan dengan tertib," pungkasnya.
Klik Berita Selanjutnya