Dari 8 Kabupaten di Jatim, Jember Tidak Masuk dalam Potensi Tsunami, Ini Penjelasan Kepala BPBD

Dari 8 Kabupaten di Jatim, Jember Tidak Masuk dalam Potensi Tsunami, Ini Penjelasan Kepala BPBD

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Belakangan ini, masyarakat di Kabupaten dikejutkan dengan informasi hasil rilis yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika () pusat. Pasalnya, dari analisis tersebut menyebutkan bahwa delapan kabupaten di wilayah Jawa Timur berpotensi terjadi gempa dan tsunami.

Bersarkan penjelasan dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Moh. Djamil melalui telepon selulernya, Jumat (11/6), menyampaikan bahwa terkait dengan rilis yang dikeluarkan pusat, ia sudah melakukan koordinasi dengan pihak Juanda untuk memastikan informasi tersebut. Bahkan Djamil mengaku sudah menemui kepala Juanda.

"Pertama tentu kita melakukan koordinasi sekaligis kita konsultasi kepada sumber dari rilis wilayah itu () sendiri, dan itu sudah kita lakukan, by phone maupun langsung. Dan kemarin kami jam 2 siang dengan Kepala Stasiun Juanda Bapak Taufik. Kami mendapatkan informasi yang tepat tentang rilis yang dilakukan oleh Kepala Badan pusat," ujar Djamil.

Dari hasil konsultasi tersebut, dirinya menyebut bahwa tujuh kabupaten di wilayah Jawa Timur, tidak termasuk dalam potensi tersebut.

"Intinya adalah bahwa memang ini sebuah analisis terhadap potensi kerawanan bencana gempa bumi yang diikuti dengan tsunami. Dan itu sudah dilakukan pemetaan pada tujuh kabupaten di wilayah Jawa Timur, delapan kabupaten potensi yang terdampak, adalah salah satu yang belum terverifikasi," jelasnya.

"Mengapa, karena dampaknya ini yang perlu kita sikapi kepada masyarakat luas. Hasil kajian , ini bukan masuk dalam episentrum gempa bumi dengan risiko tinggi, makanya dari delapan kabupaten, baru tujuh," imbuhnya.

Namun demikian, lanjut Djamil, karena ini juga merupakan bagian penting yang perlu mendapatkan atensi, menjadi bagian dari wilayah terdampak, maka pihaknya dalam waktu dekat akan mengajak untuk melakukan survei di wilayah pesisir selatan Kabupaten . "Yakni, meliputi empat bidang dari enam bidang, untuk nanti dipakai sebagai bahan kita merancang rencana mitigasi yang ada di pesisir selatan," ucapnya.

Selain itu, beberapa hal lain yang akan dilakukan untuk melakukan mitigasi di wilayah pesisir. Yang pertama, akan melakukan konsolidasi dengan pemangku wilayah (camat) dan kades serta dengan para relawan yang ada di masing-masing desa di 14 desa di wilayah pesisir selatan.

"Untuk apa, minimal yang pertama adalah untuk merumuskan kesepakatan tentang titik lokasi evakuasi yang nanti kita sepakti, lalu jalur-jalur evakuasi. Manakala ada dalam analisis itu. Seandainya potensi itu terjadi di wilayah Kabupaten , ketinggian gelombang tsunami itu diperkirakan mencapai 19-20 meter," paparnya.

Jika hal itu terjadi, kata Djamil, maka titik yang paling aman evakuasi adalah menjauh dari titik pantai pada titik kurang lebih 3 kilo meter.

Kemudian selain itu, BPBD ke depan juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat guna sebagai langkah antisipasi. Sebab, bencana bisa datang kapan saja yang tidak bisa diprediksi oleh manusia.

Terakhir, Djamil berpesan lima hal ini kepada masyarakat terkait antisipasi bencana, antara lain: pertama, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat luas; kedua, bekerja sama dengan semua pihak secara terukur untuk mengefektifkan cara kerja mitigasi dan kesiapsiagaan semua jajaran menghadapi potensi megatrust dan tsunami; ketiga, mempersiapkan rencana operasi penanganan bencana.

Keempat, meminta seluruh pihak bekerja sama menghadapi potensi ancaman ini dengan melibatkan diri sesuai dengan bidang tugas dan tanggungjawab sosialnya. "Dan yang kelima, memohon kepada Allah SWT agar senantiasa melindungi umat-Nya dengan senantiasa menjalankan amanah sesuai ajaran-Nya," pungkasnya. (yud/eko/ian)

Lihat juga video 'Nekat Ritual di Laut, 10 Warga Jember Meninggal Tersapu Ombak':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO