KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia Tito Karnavian mengatakan, dalam konteks merawat toleransi Indonesia, kota memegang peranan yang sangat penting. Meskipun jumlah penduduk di kota lebih sedikit, namun kota menjadi pusat syaraf dari semua kegiatan.
Hal itu diungkapkan Tito Karnavian pada Dialog Nasional Pemerintah Kota Sebagai Pilar Penting Toleransi, Kamis (30/9) secara virtual.
BACA JUGA:
- Dirut KAI Resmikan Monumen Loko Uap C1140 di Stasiun Kediri, Dalam Rangka HUT PT KAI ke-79
- Bantu Masyarakat Penuhi Kebutuhan Pokok dengan Harga Terjangkau, Pemkot Kediri Kembali Gelar GPM
- Wujudkan Satu Data Pemerintahan Dalam Negeri, Pemkot Kediri Ikuti Rakor Kemendagri
- Gandeng HWDI, Pemkot Kediri Gelar Pelatihan Etika Berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas
Tito mengungkapkan bahwa kota merupakan etalase dari suatu daerah. Merawat toleransi di perkotaan akan memberikan dampak yang sangat luas untuk wilayah luar perkotaan. Upaya-upaya perlu dibangun untuk merawat toleransi di perkotaan.
Seperti mengadakan dialog yang baik dengan forkopimda, serta bentuk tim terpadu untuk melakukan pencegahan dan penanganan konflik sosial.
“Berbagai upaya seperti dialog intens dan membangun hubungan personal harus terus dijaga. Model-model seperti ini dapat menyelesaikan konflik tanpa kekerasan,” ujarnya.
Tito juga menegaskan bahwa toleransi tidak datang secara tiba-tiba namun harus dirawat dan dijaga dengan berbagai langkah nyata.
"Jangan biarkan benih-benih toleransi tumbuh. Apabila dibiarkan dan menjadi sebuah letupan maka biaya akan jauh lebih mahal daripada melakukan upaya-upaya pencegahan yang konsisten," tegasnya.
“Saya menghargai dan berterima kasih kepada Apeksi, The Asia Foundation, dan Katadata atas upaya yang dilakukan seperti kegiatan dialog ini. Serta bagaimana mengajak pemerintah kota untuk menjadi pilar penting toleransi. Kota adalah pilar penting eksistensi bangsa Indonesia,” pungkasnya.
Klik Berita Selanjutnya