Banyak Politisi Minta Dipanggil Gus, Apa Arti Gus? Ini kata Gus Dur yang Bikin Ngakak

Banyak Politisi Minta Dipanggil Gus, Apa Arti Gus?  Ini kata Gus Dur yang Bikin Ngakak KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Foto: Istimewa

Dari Pesantren Tebuireng itulah Gus Dur menulis di berbagai media Jakarta. Maka pemikiran Gus Dur yang berkualitas dan cemerlang mulai dikenal para tokoh Jakarta. Hebatnya lagi, berbeda dengan penulis lain yang cenderung menyudutkan kiai dan pesantren, Gus Dur justru mengangkat sisi positif dan kearifan kiai dan pesantren.

Gus Dur yang sangat menguasai berbagai kebudayaan sangat piawai meracik bumbu-bumbu budaya dan kearifan lokal para kiai. Apalagi tulisan Gus Dur sangat genial, inspiratif dan membuka cakrawala pemikiran.

Gus Dur mengangkat satu persatu kiai zuhud pesantren yang sebelumnya tak dikenal secara nasional lewat tulisannya yang benar-benar bernas. Kiai-kiai itu, antara lain: KH Sobary, KH A Muthit Muzadi, KH Adlan Ali, KH Wahab Sulang (Rembang), KH Ali Makshum, KH Zainal dan kiai-kiai lain. Tulisan-tulisan itu oleh penerbit kemudian dibukukan dengan judul Kiai Nyentrik Membela Pemerintah.

Gus Dur kian cemerlang ketika hijrah ke Jakarta. Gus Dur yang berbasis pesantren itu kemudian menjadi tokoh nasional. Gus Dur malang melintang menjadi pembicara atau nara sumber, baik dalam seminar nasional maupun internasional.

Pada 1984 Gus Dur terpilih sebagai ketua umum PBNU pada Muktamar ke-27 NU di Situbondo. Nama Gus Dur kin harum ketika pernyataan dan pemikirannya kritis pada pemeritahan Presiden Soeharto yang otoriter dan korup. Gus Dur menjadi idola para anak muda – terutama mahasiswa. Gus Dur menjadi pembicara dari kampus ke kampus.

Apalagi Gus Dur sangat menguasai ilmu-ilmu sosial modern, disamping ilmu agama tentunya. Gus Dur bahkan sangat konsen pada demokrasi. Sampai dijuluki sebagai pejuang demoraksi.

Puncaknya, Gus Dur terpilih sebagai Presiden RI. Pada 20 Oktober 1999. Dalam sidang MPR Gus Dur ditetapkan sebagai presiden ke-4 Republik Indonesia dengan 373 suara. Sedang Megawati 313 suara.

Nah, dari kiprah dan prestasi panjang Gus Dur itulah terminolog Gus terangkat drastis dan menjulang ke angkasa.

Kini banyak sekali orang yang ingin dan bahkan minta dipanggil Gus. Terutama kalangan politisi. Mereka menganggap bahwa panggilan Gus bertuah, sakti, keramat, mendatangkan keuntungan politik dan membanggakan.

Padahal kadang namanya samasekali tak “matching” alias tak cocok dengan panggilan Gus yang identik kultur pesantren.

Lalu apa arti Gus sebenarnya? Suatu ketika Gus Dur diundang Walikota Surabaya Soenarto Soemoprawiro dalam suatu acara di Pemkot Surabaya.

Saat menyampakan sambutan, Walikota Cak Narto – panggilan akrab Soenarto Soemoprawiro - menyampaikan salam hormat pada Gus Dur. “Kepada yang terhormat Cak Gus Dur,” kata Cak Narto.

Mendengar itu Gus Dur tertawa. Saat menyampaikan pidato Gus Dur menyatakan. “Artinya, Gus itu ya Cak. Masak dobel Cak,” kata Gus Dur yang disambut tawa para hadirin.

M Mas’ud Adnan adalah alumnus Pesantren Tebuireng dan Pascasarjana Unair. Ia banyak menulis buku tentang Gus Dur, NU, pesantren dan kiai. Diantaranya buku berjudul Gus Dur Hanya Kalah dengan Orang Madura dan buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan yang kini viral.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Semua Agama Sama? Ini Kata Gus Dur':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO