Harga Anjlok, Ratusan Petani Tembakau Probolinggo Ngeluruk Gudang Pabrikan dan Kantor Pemkab

Harga Anjlok, Ratusan Petani Tembakau Probolinggo Ngeluruk Gudang Pabrikan dan Kantor Pemkab Aksi petani saat demo di salah satu gudang tembakau.

PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Klasik. Kata itulah yang pantas menggambarkan nasib " rel="tag">petani di Probolinggo. Begitu masuk masa panen, harga daun bahan baku rokok itu anjlok. Rabu, (16/9) ratusan " rel="tag">petani yang berada di 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Probolinggo melakukan aksi demo ke sejumlah gudang pabrikan di wilayah Kabupaten Probolinggo.

Aksi demo ini dilatarbelakangi anjoknya harga akhir-akhir ini anjlok. Di tingkat petani, harga hanya dihargai 18-20 ribu per kilogramnya.

Titik pertama aksi dimulai dari pabrik Gudang Garam. Massa yang berkumpul di depan pintu masuk gudang pabrikan itu merengsek masuk untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemilik gudang.

Di Gudang Garam itu, massa ditemui langsung Suvervisor Gudang Garam Paiton, Boy Jonathan. Di hadapan massa Boy mengatakan siap menampung seluruh aspirasi atau tuntutan yang disampaikan para pendemo.

"Kita sudah ambil sesuai dengan kualitas petani. Kita ambil terendah dengan harga Rp 27 ribu-36 ribu. Tergantung kualitas dan kita tetap komitmen ambil petani di Probolinggo, dan gudang kita tak akan tutup sebelum di sini habis," ujar Boy Jonathan kepada para pendemo.

Setelah menyampaikan tuntutannya, massa bergerak menuju gudang pabrikan ke CV. Rejo Hasil yang merupakan gudang penyuplai ke PT. Djarum. Di depan pabrik itu, lagi-lagi ratusan petani menyampaikan tuntutannya dengan pengalawan petugas gabungan dari TNI dan Polri.

Selanjutnya, massa bergerak ke PT. Sadana yang merupakan gudang milik PT. Sampoerna untuk menyampaikan aksinya. Dari sana, masa kemudian bergerak menuju Kantor Pemkab dan berakhir menuju ke kantor DPRD setempat.

Koordinator Aksi, Mohammad Ziaul Haq mengatakan demo ini dilakukan sebagai bentuk luapan kekecewaan " rel="tag">petani karena harga yang tak dihargai sejumlah gudang .

"Ada 5 tuntutan petani yang disampaikan. Pertama, gudang harus buka sampai terjual. Kedua, gudang membeli petani Probolinggo mulai Rp 35-Rp 45 ribu/kg. Ketiga, DPRD dan Bupati harus membuat perda dan perbup perlindungan petani Probolinggo," ujar Ziaul Haq dalam orasinya.

Senada, Mohammad Al-Fayyadl juga meminta DPRD dan Bupati dapat memperjuangkan nasib para petani di Kabupaten Probolinggo.

"Tidak hanya itu, kami juga meminta DPRD dan Bupati dapat memberantas mafia pupuk bersubsidi. Kasihan petani, tiap musim panen selalu dilanda kesusahan," kata Fayyat yang juga putra pengasuh Ponpes Nurul Jadid ini dalam orasinya di Gudang Garam.

Menangapi aksi demo, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Probolinggo, Hasyim As'ari mengatakan jika semua tuntutan para pendemo sudah diakomodasi oleh pemkab. Salah satunya, pembuatan perda yang sudah diwacanakan ketika RDP waktu lalu.

"Itu salah satunya tuntutan mereka. Ada juga terkait indikasi mafia pupuk, dan Tim KP3 sudah turun ke kios dan distributor. Faktanya, seluruhnya sudah diakomodir oleh kita," tegas Hasyim Ashari.

Ditanya terkait anjloknya harga di kalangan petani, Hasyim yang juga mantan Kepala Dinas Pertanian ini menegaskan saat ini pihak Disperindag telah melakukan kajian di lapangan.

"Yang kita dorong kan gudang supaya membeli dengan harga tinggi. Namun, ternyata justru ini perilaku petani juga, yaitu blandang yang juga bagian dari petani ikut membeli harga petani dengan harga murah atau tidak pantas. Karenanya, harapannya blandang juga ikut memberikan perlindungan ke petani, jangan sampai antara blandang dan petani hasilnya lebih banyak blandang," tegas Hasyim Ashari. (ndi/rev)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO