Pasca Laporkan Soal Pencemaran ke Bupati, Warga Ngantup Kediri Mulai Diserang Lewat Medsos

Pasca Laporkan Soal Pencemaran ke Bupati, Warga Ngantup Kediri Mulai Diserang Lewat Medsos Warga Desa Kambingan, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri saat mengirim surat pengaduan ke Kantor DPRD Kabupaten Kediri. foto: ist.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Ternyata, masalah pencemaran limbah yang diduga berasal dari pabrik pupuk organik PT KTS di Desa Wonosari, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri menimbulkan pro-kontra di antara warga sendiri.

Ketika warga Dusun Ngatup, Desa Kambingan, Kecamatan Pagu, khususnya RT 01 RW 04, mengeluhkan bau busuk yang menyengat dan mengadu ke Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, ada warga lain khususnya warga yang mengaku bekerja di PT KTS justru menentangnya.

Mereka yang berseberangan dengan keluhan warga memang tidak mengutarakan secara langsung, tapi melalui media sosial Facebook.

Seperti akun Facebook atas nama Bram Fajira. Dalam unggahannya, pada intinya meminta agar pabrik pupuk tersebut tidak ditutup karena menjadi tempatnya mencari nafkah.

"Aamiin. Teratasi bukan berarti ditutup ngeh... mergo golek q menir nek kono mas (sebab cariku beras di situ, Mas)," kata Bram Fajira dalam cuitannya di Facebook, Selasa (13/4).

Lain lagi yang diutarakan oleh akun Facebook atas nama Janoko Jr. Ia malah lebih pedas lagi menyikapi keluhan warga yang setiap hari harus menghirup bau busuk yang diduga berasal dari limbah pabrik pupuk organik PT KTS.

"Po gelem nanggung uripe wong pabrek glek duwek gw mangan angel bro pikiren (apa mau menanggung hidupnya orang pabrik, cari uang buat makan sulit bro, pikirkan)," ungkap Janoko Jr.

"Paaaaaannggggah ae po raenek kbar liyane kclk," tambah Janoko Jr menyikapi berita pencemaran limbah pabrik pupuk organik PT KTS yang menimpa warga RT 01 RW 04 Dusun Ngatup Desa Kambingan.

Selain itu, teror psikis juga sudah disebar di desa bahwa wartawan yang menulis berita sudah diberi uang oleh pabrik sebesar Rp5 juta agar tidak menulis lagi. Termasuk ada salah satu perangkat Desa Kambingan yang mendatangi salah satu pengurus RT 01 RW 04, minta berita acara pemilihan ketua RT Sigit Djarwanto. Diketahui, selama ini Sigit Djarwanto-lah yang memimpin warga untuk melapor ke Bupati dan DPRD Kediri.

Sementara itu, Purwanto, salah satu pengurus RT 01/RW 04, menginformasikan bahwa petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri sudah mengecek pabrik pupuk organik PT KTS di Desa Wonosari, Kecamatan Pagu.

"Tadi petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri sudah mengecek ke pabrik. Tapi saya tidak tahu apa yang dilakukan di dalam pabrik. Saya hanya tahu mobilnya yang bertuliskan DLH Kabupaten Kediri," kata Purwanto, Selasa (13/4).

Terkait isu adanya oknum yang telah diberi uang oleh pihak pabrik, Purwanto membenarkannya. Menurutnya, isu itu mungkin sengaja dilontarkan untuk mengendorkan semangat warga agar diam menerima nasib, setiap hari menghirup udara busuk.

"Keinginan warga cukup jelas yaitu tidak mau setiap hari menghirup udara berbau busuk dan menyengat yang diduga berasal dari limbah pabrik pupuk organik itu saja," ujar Purwanto.

Ia juga membenarkan salah satu perangkat Desa Kambingan telah mendatanginya, menanyakan tentang berita acara pemilihan Ketua RT-nya Sigit Djarwanto.

"Sekarang ini saatnya mencarikan jalan keluar, bukan malah mencari-cari kesalahan orang yang mengadukan masalah limbah pabrik. Yang penting, kami sekarang sudah mengadukan masalah ini ke Mas Bup Dhito. Kami yakin, Mas Bup Dhito akan mencarikan solusi terbaik," pungkas Purwanto.

Masrum, mandor pabrik pupuk organik PT. KTS, ketika dikonfirmasi membenarkan ada 2 RW di Desa Kambingan yang terdampak limbah pabrik. Namun menurutnya, berupa bau busuk itu tidak terjadi setiap hari, hanya kadang-kadang saja ketika ada angin.

"Maaf saya tidak berwenang memberi keterangan, semua ini akan saya sampaikan ke pimpinan," ujar Masrun di Balai Desa Kambingan beberapa waktu lalu. (uji/ian)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO