"Jadi, tak nutup dengan harga perawatan, beli makanan ayam yang mahal, dan vitamin, termasuk operasional," bebernya.
Karena itu, ia mendorong pemerintah melakukan langkah penyelamatan. Jika tidak, dikhawatirkan satu per satu peternak akan gulung tikar. "Sehingga, akan muncul pengangguran baru, baik pemilik maupun karyawan," jelasnya.
Menurut Nur Saidah, ada sejumlah faktor penyebab harga telur ayam terus anjlok. Di antaranya, daya beli masyarakat yang turun karena pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Juga, usaha makan yang sepi. Sehingga, permintaan telur berkurang. Usaha mikro kecil menengah (UMKM) lain yang juga sepi.
Kata dia, upaya penyelamatan peternak ayam membutuhkan campur tangan pemerintah. Misalnya, pemerintah turut membeli telur dari peternak, kemudian dijual kembali kepada masyarakat dengan harga subsidi.
"Diharapkan, dengan cara itu secepatnya ada upaya save bagi para peternak, khususnya yang UKM skala kecil dan menengah," sebutnya.
"Atau, beralih jenis usaha dari ayam petelur menjadi ayam potong yang bisa dijual untuk konsumsi langsung," pungkasnya. (hud/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News